Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berat, Sayang. Kau harus sediakan waktu dan dunia, yang seringnya tidak bersahabat.

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melayang di Lautan Ilusi

27 Juli 2024   17:56 Diperbarui: 27 Juli 2024   17:56 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. dokpri (Desain by canvaAI) 

Matahari jelang siang itu menyengat. Kapal membelah lautan, meninggalkan pelabuhan Banda Aceh menuju Sabang. Di antara penumpang, ada Akmal. Wajah anak muda itu sendu. Pandangannya kosong. 

"Akun Mobile Legends-ku, hilang. Omak oi... " rintihnya lirih, mengingat tragedi beberapa hari lalu. Akun game Mobile Legendsnya yang menjadi simbol kehebatannya, tempat pelariannya, direnggut peretas. Jiwanya pun dirasa runtuh. Ambruk seperti rumah kehilangan pondasi. 

Kapal terus melaju. Ombak terbelah. Angin berdesir. Pikiran Akmal pun masih terbelah. Ke akun yang hilang. Ke identitas yang terenggut. Ke hidup yang tak lagi berarti.

"Gak semangat aku hidup. Omak oi.. Hampa kali jiwaku," lirihnya.

Tiba-tiba, Akmal berdiri. Wajahnya tegang. Matanya nanar. Dia berjalan ke tepi kapal. Lalu, tanpa ragu, dia melompat. 

Jeritan penumpang memecah kesunyian. Awak kapal siaga. 

***

Kapten kapal berbalik arah. Mencari penumpang yang melompat dari kenyataan. 

Akmal, sang legenda Mobile Legends, kini terombang-ambing di lautan. Antara hidup dan mati. Antara dunia maya dan nyata.

Air laut memeluk tubuh Akmal. Ombak mengombang-ambing tubuhnya. Teriakan penumpang kapal terdengar samar. Tapi Akmal menutup inderanya dari kenyataaan. Ia membiarkan tubuhnya terombang-ambing. Menunggu tenggelam. Hilang dari kenyataan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun