Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah bila itu cahayamu. (Instagram/fazil.abdullah

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kunci Pendekar Datar

4 Maret 2017   20:12 Diperbarui: 5 Maret 2017   04:00 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai kunci dicemplungkan Pendekar Datar ke sungai yang penuh buaya datar dan semak belukar, buaya berkerebutan bergosip.

"Eh, eh, tau gak tadi Pendekar buang kunci ke sungai?" Buaya datar memulai.

"Kunci apaan? Kenapa dibuang?" tanya Kancil sambil berlompatan di atas badan buaya datar yang rapi berbaris di sungai.

"Kunci gerbang ke negeri ini. Masak gak liat lu, Cil? Tadi kan kedengaran sungai kejebur sesuatu. Udah kuliat di bawah air sono, yang dicemplung pendekar itu kunci gerbang negeri ini. Tadi sengaja dibuang sambil marah-marah mukanya. Teriak-teriak pula. Sampe petir ikut teriak juga tadi."

"Ooo...." Kancil menanggapi rada cuek.

"Kok o aza...?" Buaya kesel.

"Duh, gue lagi berusaha nyeberang sungai. Emang lu kira enak jalan di atas badan kalian.kepleset dikit mati gua. Lagian gue lagi mikir gimana bawa kerbau buat upah kalian ke sini.

"Udeh biarin aja tuh pendekar. Masa bodo sama pendekar sableng itu. Paling gegara masalah cinta ditolak. Ngambek. Dan begitulah."

"Kagak bisa. Kalo kunci gerbang dibuang, gue kagak bisa ke sungai tetangga. Mati gue di sini. Kagak ada makanan. Cuma ada lu yang ceking. Dimakan sayang malah sial. Gak kenyang malah nambahin tai gigiku doang."

"Hohoho. Makasih udah gak makan gue. Tenang aja. Kunci serep sama si pendekar penjaga kunci."

"Lha dia kan amnesia. Belum tentu kuncinya ketemu cepat. Trus mati deh kami kelaparan."

"Aduh buaya datar, gak usah dipikiran kali lah. Udeh ya, gue dah nyampe seberang. Bye...."

Kancil melompat ke pinggir sungai. Saat naiki pinggiran sungai sampai ke tanggul sungai, kancil diteriaki buaya datar.

"Ncil! Jangan lupa bawa kebo. Awas kalo gak bawa. Gak boleh lewat sungai ini lagi, trus lu pun gue embat juga ntar!"

"Bereees!" Ucap kancil sambil nyengir

 

~

Free buku digital:

https://play.google.com/store/books/details/Fazil_Abdullah_Yang_Terluka_di_Belakang_Rumah_Kump?id=-L4pDgAAQBAJ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun