Mohon tunggu...
FAZIDATUL HANNA
FAZIDATUL HANNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwa

Ndengerin musik,Nonton Filn,Baca Novel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Upaya Penguatan Krakter Profil Pelajar Pancasila di Era Transformasi digital

6 September 2024   12:04 Diperbarui: 6 September 2024   12:19 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pembelajaran kelas(Dokumentasi pribadi)

Transformasi digital adalah bagian dari proses teknologi yang lebih besar. Tranformasi digital merupakan perubahan yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital yang mencakup semua aspek kehidupan di masyarakat. Dalam artian sempit, transformasi digital  menghasilkan konsep paperless dan dapat memengaruhi efektivitas sebuah usaha perorangan, selain itu tranformasi digital juga  dapat berguna bagi seluruh segmen kehidupan masyarakat, seperti pemerintahan, komunikasi , massa, seni, obat obatan, dan ilmu pengetahuan

Berdasarkan pengertian tersebut pada kenyataan saat ini, digitalisasi menyentuh setiap bagian dari kehidupan kita, memengaruhi cara bagaimana kita bekerja, berbelanja, bepergian, mendidik, mengelola, dan bagaimana kita hidup. Pendididkan telah mengalami tranformasi yang sangat signifikan seiring dengan perkrmbanganya zaman dan teknologi di era digtal. Era ini yang sering kita sebut sebagai era abad ke-21. Ketika terjadi perubahan secara mendunia yangmenciptakan sebuah era baru serta memengaruhi semua sistem dan cara kerja manusia ke arah yang lebih sempurna, maka manusia yang berada di lingkup tersebut haruslah di imbangi dengan sikap mental dan spiritual yang selaras dengan perkembangan zaman, namun tetap membumi dengan kekuatan karakter kebangsaan dan kultur budaya yang ditanamkan melalui ranah pendidikan

Di era ini menunjukan terjadinya degredasi moral yang ditandai dengan kebiasaan meyimpang yang dilakuka oleh generasi muda, khususnyapara pelajar. Di antaranya teyangan televisi yng tidak senooh, kecuranga akademik, mencontk, bullying, dan konten menyimpang lainya di media sosial. Penyimpangan penyalahgunaan narkoba juga menjadi masalah tersendiiri bagi kehidupan generasi muda saat ini. Yang lebih memprihatinkan dalam dekadensi moral adalah terkait tata krama kepada orang yang lebih tua, etika dalam memanfaatkan  teknologi informasi dan komunikasi, terutama komunikasi di dunia maya. Oleh karna itu sangat diperlukan upaya-upaya tindakan yang dapat mengurangi serta mengikis sedikit demi sedikit berbagai hal tersebut melalui pembentukan karakter pelajar di indonesia 

Pemerintahan melakukan upaya -upaya melalui kemendikbutristek yang tengah menggelar dan mengaungkan pendidikan karakter bagi para pelajar indonesia untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila dalam rangka mengurangi serta mengatasi permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan karakter pelajar di abad ke 21 ini. Rencana strategis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024 tertuang dalam peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan nomer 22 tahun 2020 yang mengamanatkan tentang visi dan misi pendidikan di indonesia melalui Pofril Pelajar Pancasila. Sebuah profil dan harapan masa depantentang sosok karakter pelajar yang di inginkan oleh bangsa indonesia melalui kebijakan pemerintah.

Melalui profil pelajar pancasila yang meliputi 6 dimensi yaitu beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berahlak mulia, berkebhinekaan glogal, bernalar kritis, bergotong royong, kreatif danmandiri pendidikan indonesia ingin menjadikan pelajar di seluruh pelosok tanah air untuk lebih memahami , menghayati, dan melaksanakan nilai pancasila.Selain itu sebagai fundamental bangsa, kemendikbut (2020).Pancasila juga menjadi idiologi negara yang telah di sepakati bersama oleh para tokoh bangsa ini. Idiologi negara yang  terbuka dan dianut oleh segenap komunitas agama, kekayaan budaya, dan keanekaragaman suku bangsa

Semangat berinovasi, kreatifitas yang tinggi serta niat yang tulus untuk memebangun Profil Pelajar Pancasila merupakan modal utama untuk mencapai hasil yang diharapkan. Tiba saatnya kita yang berada di ranah pendidikan untuk mengubah pola pikir dalam mendidik bukan lagi mengejar dan tranfer ilmu kepada peserta didik melainka bertindak sebagai fasilitator yang akan memeberika petunjuk tanpa menunjuk, memberikan pemahaman tentang menemukan sendiri, memberi stimulasi untuk mengali potensi tanpa harus menyuapi. Semoga dengan upaya apapaun yang di lakukan pendidik dalam melakukan perubahan yang dapat dipertanggungjawabkan akan mencapai tujuan yang di harapkan, andai belum  mencapai harapan saat ini tetaplah semangat da terus berusaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun