Tapi harus. Bangkit itu keharusan. Langkah demi langkah bisa dilakukan. Tak cepat memang, tapi sekecil kemajuan pasti berarti.
Karina, I'm rooting for you.
Ia mengusap air mata lega. Ada beberapa tetes yang jatuh ke kertas. Malah bagus, pikirnya, udah kayak di film-film. Ia tertawa kecil, dan kembali ke atas kasur.
Di atas kasur ia merenungi sedikit yang ia tulis tadi. Akan kulakukan, tekadnya.
---------
"Baik, setelah saya putuskan, kamu pantas mendapat libur untuk beberapa hari. Ini sebanding dengan kerjamu yang bagus. Selamat ulang tahun lebih dulu 3 hari, ya."
"Terima kasih, Bu. Saya sangat mengapresiasinya."
Dalam dua belas tahun sejak Karina menulis sepulangnya dari kafetaria, banyak hal yang terjadi. Ia lulus S2 Psikologi, dan kini bekerja sebagai psikolog anak . Ia aktif dalam bidang kesehatan mental dan aktif diundang berbicara di sekolah-sekolah. Ia juga sudah menikah dan memiliki dua orang anak, membentuk keluarga yang harapannya tidak membutuhkan penyembuhan luka batin.
Pulang dari tempatnya bekerja, Karina menghirup napas dalam-dalam. Udaranya dingin. Dedaunan berjatuhan. Hujan menandakan kedatangannya, suaranya mengingatkan Karina saat menggoreng pisang tadi pagi. Ia berlari kecil, membiarkan luarannya basah sedikit.
Berlari saat hujan seperti ini, membuatnya merasa kembali menjadi anak kecil, walaupun ia akan berulang tahun ke-26 beberapa hari lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H