Bandara Husein Satranegara dialihkan ke Bandara Kertajati, penerbangan ini signifikan kenaikannya. Tapi yang jadi masalah ketika covid-19, terjadi shutdown pemindahaan Bandara. Bandara kertajati membackup penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta yang traffic idealnya 1 jam ada 78 pergerakan pesawat sedangkan di Soekarno-Hatta sekitar 80 pergerakan pesawat. Pengguna Bandara Kertajati di wilayah Ciayumajakuning ada dari Tegal dan Brebes.
Ada 2 infrastruktur strategis di Majalengka yang menjadi pengungkit acuan Majalengka :1. Jalan Tol Cikampek-Palimanan
2. BIJB
BIJB ada yang namanya Aerocity, jadi kota berbasis bandara. Dalam pembahasan konsep aerocity bahwa ini adalah sesuatu yang memiki kebanggaan di Jawa Barat. Tidak ada satu kota pun di Indonesia yang ada aerocitynya. Seperti contoh best Bandara aerocity di Singapura dan Korea. Aerocity masih terus menjajahi, adakah investasi dalam negeri yang masuk ke aerocity. Industri ban pesawat terbang berbasis karet alam, yang akan ditempatkan di Kertajati tapi itu masih berproses.
Dampak lain jalan tol muncul di ranah industri, perjalanan Kabupaten Majalengka original bruto pergeseran kontribusi. Jika dulu kontribusi terbesar di sektor pertanian, sekarang di sektor industri pengolahan dan jasa. Majalengka ini sudah tidak lagi Kabupaten agraris atau Kabupaten pertanian, tetapi Kabupaten industri yang ditopang sektor pertanian. Nanti ada PR seperti apa sektor pertanian supaya bertahan di era industri ini. Potensi unggulan di Majalengka :
1.Sektor pertanian
2.Sektor pariwisata
3.Sektor industri
Ketika bicara sektor pertanian membreakdown lagi ke komuditi, komuditi unggulan seperti apa... tanaman pangan, padi, jagung, kedelai, hortikultura, bawang merah, cabai, kentang atau tanaman pangan yang lainnya. Apasih komuditi unggulan Majalengka dibanding Kabupaten lainnya.
Ketika berbicara Pariwisata di Majalengka, seringkali ketika kebijakan pemerintah itu memprioritaskan di daerah dan daerah seringkali membantah, kenapa uangnya kurang di daerah... peluang uang itu ada di pusat. Mengkomparasikan di sektor pariwisata Cirebon itu wisata agama, ziarah. Kuningan basisnya wisata alam, Majalengka wisatanya dominan wisata alamnya.
Majalengka itu pernah ditempatkan menjadi Kabupaten kreatif. Sebetulnya ada sub-sektor unggulan di bidang kriya, kuliner dan pertunjukan.
Universitas Majalengka ada komuditi bawang putih lokal yang sedang dilakukan pengujian, ada budidaya bawang putih. Khasnya itu mirip seperti umbi cilembu.
Koridor Jatilima (Jalan Timur Lintas Majalengka) seperti Sindawangi, Rajagaluh, Sindang, Argapura, Banjaran, Talaga dan Cikiking. Tematiknya adalah pariwisata dan pertanian. Jalan lingkar selatan tematiknya adalah pembangunan. Argapura itu komiditi utamanya atau karakteristik wilayah berada di dataran tinggi, berbatasan dengan TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai). Komoditi utamanya sayur mayur, kentang dan kol.
Ada yang paradoksial ketika potensinya bagus tetapi angka kemiskinannya tinggi. Meratakan tingkat kesejahteraan masyarakat, Argapura itu kemiskinannya tinggi. Majalengka angka penganggurannya rendah 4%, pertumbuhan ekonominya tinggi 6.1% tetapi kemiskinannya tinggi. Artinya sektor pertanian belum mampu mengatasi kesejahteraan.
Bisakah mengibarkan diri Majalengka menjadi pemasok utama sayur mayur di wilayah Ciayumajakuning. Karena kompetitor tidak ada di ciayumajakuning itu. Kompetitor kita rendah, tanam seberapa jauh rentang ke Jagasatu(Cirebon) dengan Argapura... Argapura masih unggul. Kompetitor Kuningan seberapa luas area budidaya sayur mayur yang ada di Kuningan dibanding dengan Argapura... kita masih unggul. Jadi itu satu PR besar, detail-detail itu lah yang kami butuhkan. Informasi dari mahasiswa memberikan rekomendasi ke masyarakat.
Di akhir KKN, post hasil KKN di Bapeda. Pemaparan dari mahasiswa kami juga sandingkan verifikasi dengan mahasiswa yang lain. Yang bagus akan dijadikan pemenang lomba, tanpa dimintakan biaya hidup.
