Mohon tunggu...
Faza NurF
Faza NurF Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Semangatt menulis..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hoaks Vaksinasi Beredar di Media Sosial

2 Maret 2021   21:05 Diperbarui: 2 Maret 2021   22:27 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat ini, kita sudah tidak asing dengan kata Covid-19. Merupakan bencana wabah yang sedang melanda negara kita bahkan negara-negara lain di dunia. Beberapa peneliti di bidang kesehatan tentunya sudah mengerahkan segala usaha meluncurkan vaksin untuk menyembuhkan orang-orang yang telah terinfeksi covid dan mencegah masyarakat lainnya agar tidak ikut terinfeksi.

Saat ini, vaksinasi telah di produksi oleh PT. Bio farma. Kabarnya, bekerja sama dengan China karena pada bulan Juli sudah mendapat otorisasi dari regulator nya sendiri untuk suatu izin memberikan kepada militer dan petugas kesehatan. Jadi negara China paling duluan bisa menawarkan. 

Setelah adanya vaksinasi ini, mulai beredar kabar-kabar hoax yang meresahkan membuat masyarakat enggan untuk di vaksin. Dedy Permadi, seorang juru bicara Kementrian Komunikasi dan Informatika mengatakan bahwa pihaknya menemukan 105 kasus hoaks terkait vaksin Covid 19 hingga 10 Februari 2021.

Hoaks seputar vaksin yang beredar di sosial media ini, tentunya membawa dampak buruk bagi pembaca di sebagian warga.

Salah satunya, puluhan warga di dusun II Batu Putih, desa Alila, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, NTT pada Kamis (18/2) siang kabur ke hutan karena takut divaksin sinovac oleh  petugas kesehatan di daerah tersebut.

"Mereka kabur karena panik dan takut setelah membaca informasi hoaks seputar vaksin COVID-19 yang beredar luas di sosial media." Ujar Kapolres Alor AKBP Agustina chrismast.

Sebagian masyarakat kemungkinan mengkhawatirkan efek samping dari vaksin ini. Selain itu, masyarakat kurang memercayai tingkat keamanan dan efikasinya. Mengingat bahwa vaksin ini masih tergolong sangat baru yang membuat Tingkat keraguan masyarakat semakin meningkat, ditambah dengan hoaks yang beredar di sosial media sehingga beberapa masyarakat enggan untuk mencoba di vaksin. 

Prof. Cissy Kartasasmita menjelaskan, bahwa " vaksin sinovac ini telah melalui beberapa tahap uji klinis sebelumnya dan kini mendapat kesempatan untuk melakukan uji klinis fase 3 di Bandung. Hasil uji klinis yang dilakukan terhadap 1.620 relawan ini kini telah usai dan tengah dalam tahap observasi yang akan berlangsung selama satu tahun ke depan. Sejauh ini hasilnya dikatakan bagus dan aman." Ujarnya. 

Menanggapi adanya hoaks yang menyebar luas di masyarakat  para tenaga medis berusaha untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin telah teruji dan aman hingga saat ini. Karena kemungkinan keraguan yang dirasakan oleh masyarakat disebabkan kurangnya sosialisasi dan informasi mengenai vaksin itu sendiri. 

Terkait hoaks yang beredar, sebaiknya masyarakat lebih teliti dalam memilih sumber bacaan yang dibaca dan memilih sumber yang terpercaya. Karena ada saja oknum-oknum yang menyebar berita tanpa adanya fakta dan pengetahuan yang jelas. 

Namun, protokol kesehatan perlu tetap diterapkan seperti memakai masker dan menjaga jarak walaupun telah adanya vaksinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun