Periode abad pertengahan sering disebut sebagai "Zaman Kegelapan" atau dark age. Abad pertengahan merupakan sebutan bagi suatu periode sejarah yang berlangsung di kawasan Eropa Barat, kecuali wilayah Andalusia (Spanyol) yang masih berada di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah. Istilah dark age muncul setelah perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban di Eropa mengalami kemunduran akibat kuatnya posisi gereja di segala bidang kehidupan masyarakat Eropa saat itu. Jika Eropa mengalami masa dark age, pada masa itulah, ilmu pengetahuan Islam sedang pada masa kejayaannya. (Hidayati, 2021:504)
Zaman kegelapan Eropa menjadi sebuah kecacatan dalam peradaban Eropa, di saat peradaban Islam sangat maju di bawah Dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Pada masa ini, orang-orang Eropa tidak memiliki visi yang jelas untuk ke depannya dan hanya mengandalkan teori-teori lama. Semua orang dipaksa untuk menganut dogma-dogma gereja yang membatasi kehidupan mereka, sehingga banyak kerugian yang terjadi. Gereja menganggap bahwa mereka merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang berhak menentukan kehidupan, pemikiran, politik, dan ilmu pengetahuan.
Akibatnya, banyak filsuf merasa tertekan dan diawasi. Pemikiran mereka ditolak dan dianggap sebagai ancaman bagi keberlangsungan gereja. Masyarakat juga tidak diperbolehkan menyampaikan pendapat atau menyebarkan pemikirannya melebihi pengaruh gereja. Begitu pula dengan kebijakan pemerintah dan hukum negara, tidak diputuskan berdasarkan demokrasi, melainkan dari keputusan dewan gereja. Maka, segala bentuk pemikiran baik dari filsuf, masyarakat, bahkan pemerintah yang betentangan dengan pemikiran gereja akan ditangkap, diciderai, bahkan dibunuh (Rosidin, 2017). Diperkirakan saat Eropa berada di bawah kekuasaan gereja, Mahkamah Inquisisi telah menghukum sebanyak 340.000 orang.
Setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi pada abad ke-IV Masehi, perkembangan peradaban di Eropa menurun. Eropa berada dalam dark age selama kurun waktu 1000 tahun setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi. Sebenarnya, banyak juga dampak negatif yang terjadi pada zaman ini, namun sayangnya, dampak negatif yang lebih menonjol. Hidup manusia abad pertengahan selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (eskatologi).
Dunia pemikiran pada abad pertengahan banyak ditujukan untuk kegiatan teologi. Para filsuf dan agamawan saat itu teguh bermottokan "Credo et intelligam" atau "keyakinan (keimanan agama) berkedudukan di atas pemikiran (logika), keyakinan mengungguli pemikiran". Pemikiran filsafat yang berkembang melahirkan filsafat skolastik, yaitu suatu pemikiran filsafat yang berlandaskan pada agama dan digunakan sebagai alat pembenaran agama (Putra, 2020:9). Hingga abad ke-XIV Masehi, kehidupan masyarakat Eropa kacau, banyak terjadi berbagai bencana seperti kekacauan politik, krisis ekonomi, dan wabah penyakit pes (black death).
Pada abad XV Masehi, kehidupan masyarakat Eropa mulai membaik seiring dengan berkembangnya renaissance. Masa renaissance adalah masa yang ditandai dengan kelahiran kembali kebudayaan Yunani dan Romawi, dicirikan oleh penghargaan terhadap etika, estetika, dan rasionalitas. Eropa dengan renaissancenya pada masa itu memberi ruang yang ideal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Abad pertengahan merupakan zaman di mana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kegiatan sangat diatur oleh gereja. Dominasi gereja mutlak dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gerejalah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal dilakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Eropa dilanda zaman kegelapan sebelum datang zaman pembaruan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H