Seiring dengan perkembangan Islam ke seluruh negeri, tentu saja muncul banyak pemahaman dan aliran baru yang memiliki perspektif baru terhadap kajian ilmu. Dalam bidang ilmu kalam, terdapat berbagai kelompok atau aliran yang berbeda pandangan mengenai konsep qodho' dan qodar manusia. Beberapa berpendapat bahwa perilaku manusia sepenuhnya ditentukan oleh kehendak Allah SWT, sementara yang lain berpendapat bahwa usaha manusia turut berperan dalam segala perbuatan mereka.
Oleh karena itu, mari kita kenali aliran dalam ilmu kalam yang kemunculannya terkait dengan perbuatan manusia dan perbuatan Tuhan. Aliran ini terdapat 2 macam, yaitu jabariyah dan qodariyah. Mari kita ketahui lebih lanjut serta mengetahui beberapa contoh perilaku pada 2 aliran tersebut!
1. Jabariyah :Â
Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Dalam bahasa inggris jabariyah, disebut fatalisme, yaitu paham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh gadha dan gadar Tuhan.
Orang yang memegang aliran/kepercayaan ini biasanya berpikir bahwa kehidupan yang mereka jalani terjadi atas ketentuan takdir yang sudah dituliskan Tuhan. Mereka beranggapan bahwa takdir tersebut tidak dapat diubah.
Contoh : Seorang anak yang mendapatkan nilai jelek saat ujian, dialiran ini dia akan berpikir bahwa memang dia ditakdirkan untuk mendapatkan nilai yang jelek. Walaupun dia belajar, jika memang takdir yang didapat kurang baik maka akan tetap sama.
Menurut pengalaman saya dulu, ketika saya mendapatkan nilai ujian yang jelek padahal saya sudah belajar dengan giat, maka itu artinya saya memang ditakdirkan mendapat nilai yang jelek.
2. Qodariyah :Â
Menurut istilah, Qadariyah adalah kelompok yang menolak qadar (ketetapan Tuhan), yakni kelompok yang tidak percaya adanya ketetapan Tuhan terhadap segala urusan/perkara. Mereka menolak kepercayaan bahwa Allah SWT. telah menetapkan segala urusan sebelum diciptakan. Dalam tinjauan filosofis, manusia bebas dan merdeka menentukan nasib perjalanan hidupnya, bahagia atau sengsara, menjadi orang sesat atau mendapat hidayah, memilih surga atau neraka.
Orang menganut aliran ini percaya bahwa Tuhan tidak ikut campur dalam kehidupan manusia. Jadi dialiran ini manusialah yang berperan untuk menjalankan hidupnya sendiri.
Contoh : Ketika ujian dan mendapat nilai yang buruk, dialiran ini akan berpikir bahwa usaha yang dilakukannya kurang, sehingga nilai yang didapatkannya tidak memuaskan.
