Sejak kemunculannya pada tahun 1960-an, internet telah banyak membantu dalam kegiatan sehari-hari. mulai dari yang awalnya hanya sebagai jaringan komunikasi militer hingga menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi di zaman sekarang.Â
Di era new media ini internet merupakan hal yang sangat penting peranannya bagi segala aspek kehidupan manusia. Â Seperti mencari berita/informasi, prakiraan cuaca, mencari alamat, sebagai sarana komunikasi, hingga berbelanja kebutuhan sehari-hari dapat dilakukan dengan internet.
Saat ini berbelanja merupakan hal yang dapat dilakukan di rumah. Dengan gawai yang kita miliki, kita dapat membeli barang dengan mudah tanpa keluar rumah.Â
Terdapat banyak pilihan tempat berbelanja atau yang biasa disebut marketplace/online store. Salah satunya adalah Tokopedia. Dengan lebih dari 90 juta pengguna, Tokopedia merupakan salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Dilansir dari website iprice.co.id, Pengunjung website Tokopedia pada trimester pertama 2020 menyentuh angka 84 jutaan perbulan dengan total peningkatan sebanyak 25% sejak awal tahun 2020 kemarin.Â
Berdasarkan Peta Persaingan E-commerce Indonesia, pertumbuhan total pengunjung website Tokopedia meningkat 40% jika dibandingkan Q3 (Kuartal) 2019. Pada Q3 2019 rataan pengunjung bulanannya hanya mencapai angka 60 jutaan perbulan. Tokopedia juga merupakan satu-satunya e-commerce lokal yang memiliki pengunjung website lokal terbanyak di Asia Tenggara menyaingi Shopee dan Lazada pada tahun 2019 kemarin. Total kunjungan website Tokopedia mencapai jumlah 900 jutaan selama tahun 2019.
Namun, pada mei 2020 lalu tokopedia tersandung kasus pencurian data pengguna. Pada 2 mei 2020 akun Twitter @UnderTheBreach membuat cuitan berisi informasi tentang data pengguna Tokopedia yang diperjual belikan di darknet. Menurut akun tersebut, sebanyak 91 juta data pengguna dijual seharga $5000. Data tersebut berupa alamat email, Hash password serta nomor handphone. Hal tersebut tentu menjadi pukulan telak bagi salah satu marketplace terbesar di Indonesia.Â
Pasalnya, hampir seluruh data pengguna yang mengalami kebocoran. Efek yang ditimbulkan dari kebocoran data tersebut yaitu orang yang memiliki data tersebut dapat melakukan take over pada akun  sosial media. Bahkan yang lebih buruknya lagi pemegang data memiliki potensi untuk melakukan carding dengan bermodalkan data pengguna tersebut dan menimbulkan kerugian materi. Pihak tokopedia sendiri dalam klarifikasinya mengakui adanya percobaan peretasan terhadap data pengguna. Tetapi mereka menjamin bahwa data pengguna tetap aman dan terlindungi.
Disamping pengamanan yang dilakukan oleh pengelola situs serta regulator terkait, diperlukan juga kesadaran dari pengguna agar dapat tercipta ekosistem di internet yang aman serta nyaman. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga keamanan anda dalam berinternet:
- Rutin mengganti kata sandi. Hal tersebut guna membuat kata sandi anda sulit untuk diretas
- Jangan membuat kombinasi kata sandi yang mudah ditebak. Contoh: tanggal lahir, tanggal lahir orang tua, dsb.
- Jangan sembarangan membuka dan menyebarkan link yang tidak diketahui apa isi dan siapa pengirimnya
- Jika mendapat kode OTP jangan diberikan kepada orang lain. OTP atau One time password merupakan kata sandi yang dikirimkan melalui SMS dan biasanya terdiri dari 4 hingga 6 digit kombinasi huruf dan angka. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H