Ketika kita berbicara tentang budaya populer Jepang, maka tidak afdol jika kita tidak membicarakan tentang idola grup yang sangat popular di jepang, bahkan di Indonesia pun budaya ini sudah mulai eksis yaitu seperti adanya JKT48 idol grup dari ibu kota jakarta. Bagi para penggemar setia yang sering disebut sebagai "Wota," mendukung grup idola favorit mereka bisa menjadi hobi yang mahal. Dibalik gemerlapnya sorotan panggung, terdapat tantangan ekonomi yang nyata yang harus dihadapi oleh para penggemar ini.
Tapi sebelum kita memahami tantangan ekonomi yang dihadapi oleh para Wota, penting untuk memahami fenomena idol grup dan budaya Wota secara lebih mendalam. JKT48 adalah grup idola yang berbasis di Indonesia, namun memiliki konsep dan pola kerja yang mirip dengan saudara-saudaranya di Jepang, seperti AKB48. Mereka tidak hanya menampilkan bakat menyanyi dan menari, tetapi juga membangun interaksi yang kuat dengan penggemar mereka.
Di sisi lain, Wota adalah sebutan untuk penggemar setia grup idola Jepang, yang siap memberikan dukungan penuh, baik finansial maupun emosional, kepada grup idola favorit mereka. Memang terdengar seperti fanatisme yang berebihan, tetapi budaya Wot aini juga terkenal karena kesetiaan yang kuat dan dedikasinya yang luar biasa terhadap grup idola mereka, sering kali dengan biaya yang signifikan/tidak sedikit.
Bagi sebagian besar Wota, mendukung JKT48 bukanlah hobi yang murah. Dari biaya tiket konser hingga merchandise resmi, hobi ini bisa sangat memakan biaya. Pertunjukan rutin, acara khusus, dan perilisan barang-barang terbaru bisa menjadi tekanan finansial yang nyata bagi para penggemar.
Namun, tantangan ekonomi tidak hanya terbatas pada pembelian merchandise dan tiket konser. Bagi Wota yang ingin lebih dekat dengan idola mereka, ada biaya tambahan yang harus mereka tanggung.Â
Misalnya, ada kesempatan untuk bertemu langsung dengan anggota grup melalui acara jabat tangan atau "handshake event," yang biasanya memerlukan pembelian CD terbaru sebagai tiket masuk. Selain itu, ada juga kesempatan untuk berpartisipasi dalam acara khusus, seperti acara ulang tahun member atau berfoto dengan member idol grup yang juga memerlukan biaya tambahan.
Meskipun tantangan ekonomi yang dihadapi oleh para Wota bisa sangat besar, banyak dari mereka menemukan cara untuk mengatasi hal ini. Salah satu strategi yang umum adalah menetapkan anggaran bulanan khusus untuk hobi mereka. Dengan melakukan ini, mereka dapat mengontrol pengeluaran mereka dan tetap menjaga keseimbangan keuangan.
Selain itu, banyak Wota juga menggunakan berbagai cara untuk menghasilkan uang tambahan guna mendukung hobi mereka. Beberapa mungkin menjual barang-barang yang tidak lagi mereka butuhkan, sementara yang lain mungkin mencari pekerjaan sampingan atau proyek freelance untuk menambah pendapatan mereka.
Meskipun membiayai hobi sebagai seorang Wota bisa menantang secara finansial, banyak dari mereka merasa bahwa investasi ini sepadan dengan kebahagiaan dan kepuasan yang diperoleh dari mendukung grup idola mereka. Banyak Wota menemukan bahwa hobi ini memberikan mereka kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, serta memberikan mereka pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan.
Selain itu, dukungan finansial dari para Wota juga sangat penting bagi kelangsungan hidup grup idola. Melalui penjualan tiket konser, merchandise, dan partisipasi dalam berbagai acara, para Wota membantu memastikan bahwa grup idola mereka terus berkembang dan tetap relevan dalam industri hiburan.