Mohon tunggu...
Fayzka Medina
Fayzka Medina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Ekologi Media Mengenai Media Sosial

9 November 2023   15:00 Diperbarui: 9 November 2023   15:07 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media adalah alat atau medium untuk menyampaikan informasi, pesan, atau gagasan kepada audiens. Peran media sangat signifikan dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara bersama-sama. Media bukan hanya sebagai sarana komunikasi, melainkan juga memiliki kemampuan untuk membentuk realitas sosial. Oleh karena itu, media harus dianalisis dari berbagai sudut pandang, salah satunya adalah ekologi media.

Ekologi media adalah studi tentang bagaimana media, teknologi, dan komunikasi memengaruhi manusia dan lingkungannya. Ekologi media mencakup empat dimensi utama: media sebagai lingkungan, media sebagai bahasa, media sebagai teknologi, dan media sebagai institusi. Melalui pemahaman terhadap dimensi-dimensi ini, kita dapat memahami dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh media terhadap kehidupan manusia.

Salah satu media yang relevan dengan topik esai ini adalah media sosial. Media sosial adalah platform online yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi, dan menciptakan konten. Media sosial telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, seperti politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan kesehatan. Namun, media sosial juga memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dikaji dari perspektif ekologi media.

 

MEDIA SOSIAL SEBAGAI LINGKUNGAN 

Menciptakan sebuah ruang baru yang memungkinkan manusia berinteraksi, berbagi, dan berkolaborasi dengan orang lain di seluruh dunia. Media sosial sebagai lingkungan memiliki potensi untuk meningkatkan keterhubungan, partisipasi, dan demokrasi dalam masyarakat. Namun, media sosial sebagai lingkungan juga menimbulkan risiko seperti polarisasi, misinformasi, dan alienasi. Menurut penelitian, media sosial dapat memperkuat filter bubble, echo chamber, dan confirmation bias, yang dapat mengurangi keragaman pandangan dan informasi. Media sosial juga dapat menyebarkan informasi palsu, hoaks, dan ujaran kebencian, yang dapat menimbulkan konflik dan kekerasan. Media sosial juga dapat mengurangi interaksi sosial langsung, yang dapat menurunkan kesejahteraan psikologis dan kesehatan mental. Oleh karena itu, media sosial sebagai lingkungan memerlukan keterampilan kritis, literasi media, dan etika digital untuk menghindari dampak negatifnya.

Media sosial, dalam perannya sebagai bentuk bahasa, memengaruhi cara manusia berkomunikasi, berpikir, dan belajar. Ini memiliki manfaat dalam memudahkan ekspresi diri, kolaborasi, dan inovasi. Melalui media sosial, individu dapat menggunakan berbagai jenis bahasa, seperti teks, gambar, video, emoji, dan lainnya, untuk menyampaikan pesan, emosi, dan identitas mereka. Selain itu, media sosial memungkinkan kolaborasi dengan orang lain dalam berbagai proyek, diskusi, dan pembuatan konten. Media sosial juga memungkinkan pembelajaran dari berbagai sumber yang beragam, mutakhir, dan interaktif. Namun, sebagai bentuk bahasa, media sosial juga membawa tantangan, termasuk potensi hilangnya konteks, nuansa, dan kredibilitas dalam komunikasi. Kesalahpahaman, konflik, dan pelecehan dapat muncul karena media sosial tidak menyediakan isyarat nonverbal, nada suara, atau pengungkapan ironi. Selain itu, penggunaan singkatan, slang, dan kesalahan ejaan di media sosial bisa mengurangi kualitas bahasa, pemikiran, serta pengetahuan. Media sosial juga dapat mengancam kepercayaan, otoritas, serta akuntabilitas karena anonimitas, plagiarisme, serta upaya manipulasi. Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan keterampilan komunikasi, pemikiran kritis, serta literasi informasi saat menggunakan media sosial sebagai bahasa.

 

MEDIA SOSIAL SEBAGAI TEKNOLOGI

Mengubah hubungan manusia dengan teknologi, baik secara fisik maupun psikologis. Media sosial sebagai teknologi memiliki manfaat untuk memperluas akses, efisiensi, dan kreativitas. Media sosial memungkinkan manusia untuk mengakses informasi, layanan, dan orang lain dengan mudah, cepat, dan murah. Media sosial juga memungkinkan manusia untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya dalam melakukan berbagai aktivitas, seperti belajar, bekerja, dan bersosialisasi. Media sosial juga memungkinkan manusia untuk menciptakan, mengedit, dan membagikan konten yang menarik, unik, dan orisinal. Tetapi, sebagai teknologi, media sosial juga dapat menghasilkan dampak yang merugikan, seperti ketergantungan, kecanduan, dan masalah keamanan. Media sosial dapat membuat individu menjadi sangat tergantung pada teknologi, mengakibatkan kehilangan kemandirian dan keseimbangan dalam kehidupan. Selain itu, penggunaan berlebihan media sosial bisa berujung pada kecanduan, yang menyebabkan kelalaian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sehari-hari. Media sosial juga membawa risiko terkait keamanan, seperti ancaman virus, hacker, dan pencurian data. Oleh karena itu, untuk mengatasi dampak negatif ini, penting untuk memiliki keterampilan pengelolaan, regulasi, dan perlindungan dalam penggunaan media sosial.

 

MEDIA SOSIAL SEBAGAI INSTITUSI

Mempengaruhi struktur, kekuasaan, dan norma sosial dalam masyarakat. Media sosial sebagai institusi memiliki kontribusi untuk membentuk identitas, komunitas, dan gerakan sosial. Media sosial memungkinkan manusia untuk mengeksplorasi, mengekspresikan, dan menegosiasikan identitas mereka dengan cara yang fleksibel, dinamis, dan multikultural. Media sosial juga memungkinkan manusia untuk membentuk, memperkuat, dan memperluas komunitas mereka dengan cara yang inklusif, partisipatif, dan global. Media sosial juga memungkinkan manusia untuk menginisiasi, mendukung, dan menyebarkan gerakan sosial dengan cara yang efektif, responsif, dan transformatif. Namun, dalam peran sebagai lembaga, media sosial juga membawa implikasi negatif seperti manipulasi, diskriminasi, dan konflik. Pihak-pihak seperti pemerintah, perusahaan, atau kelompok ekstrem dapat memanfaatkan media sosial untuk memengaruhi opini, perilaku, dan keputusan publik. Selain itu, media sosial bisa digunakan oleh individu atau kelompok yang tidak toleran, seperti dalam kasus rasisme, seksisme, dan homofobia, untuk melakukan diskriminasi, pelecehan, dan ancaman terhadap kelompok minoritas. Media sosial juga dapat menjadi wadah bagi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, seperti teroris, separatis, atau pelaku kejahatan, untuk menyebarkan kekerasan, propaganda, dan tindakan kriminal. Oleh karena itu, penggunaan etika, kewarganegaraan, dan perdamaian sangat penting dalam menghadapi implikasi negatif yang mungkin muncul dalam peran media sosial sebagai lembaga.


DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF MEDIA SOSIAL

Media sosial memiliki dampak positif dan negatif dari perspektif ekologi media. Ini memengaruhi perilaku, komunikasi, belajar, identitas, komunitas, dan gerakan sosial. Terdapat potensi dan tantangan, seperti keterhubungan, partisipasi, demokrasi, kreativitas, polarisasi, misinformasi, kecanduan, keamanan, manipulasi, diskriminasi, dan konflik. Oleh karena itu, pengguna media sosial perlu bijak, etis, dan kritis dalam penggunaannya, serta mengembangkan literasi media untuk memahami dampaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun