Anak muda sering kali mengonsumsi minuman manis, baik itu mengikuti tren di sosial media, atau dengan banyaknya varian minuman kemasan yang dapat ditemukan pada minimarket maupun warung dekat rumah. Minuman kemasan yang dimaksud dapat berupa soda, jus buah kemasan, teh manis, minuman berenergi, dan banyak varian lainnya. Indonesia menempati posisi ketiga dalam konsumsi minuman berpemanis di Asia Tenggara, dengan jumlah konsumsi sebanyak 20,23 liter/orang/tahun.Â
Dapat diketahui, gula yang terkandung pada minuman manis kemasan tersebut dapat kandungan yang berlebihan. Kementerian Kesehatan RI telah merilis batasan asupan gula per hari yakni sekitar 50 gram atau setara 4 sendok makan. Sedangkan, sebagai contoh, minuman soda dapat mengandung lebih dari 35 gram gula, satu kemasan (250 ml) jus buah bisa mengandung 35 gram gula atau lebih. Salah satu akibat yang disebabkan oleh mengonsumsi gula berlebihan adalah Diabetes Mellitus.
Apa sih Diabetes Mellitus itu? Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolic utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial mengganggu tumbuh kembang anak. Diabetes mellitus dapat berbentuk 2 jenis: DM tipe 1 yang disebabkan oleh faktor genetik, serta DM tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan. Banyaknya mengonsumsi minuman manis kemasan dapat menyebabkan diabetes mellitus tipe 2.
DM tipe 2 ini menjadi masalah global yang kini semakin genting dan memiliki penderita yang terus meningkat, terutama di negara berkembang. Terdapat peningkatan prevalensi diabetes tipe 2 di kalangan anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Anak-anak dan remaja yang didiagnosis dengan diabetes tipe 2 melaporkan hidup dengan peningkatan beban penyakit dan berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi fisiologis, seperti serangan jantung, gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi anggota tubuh. Selain itu, terdapat risiko lebih tinggi untuk komplikasi psikososial, termasuk penurunan kualitas hidup, penurunan produktivitas dan peningkatan tingkat depresi.
Di Indonesia, prevalensi anak penderita diabetes meningkat 70 kali lipat pada januari tahun 2023 dibandingkan tahun 2010. IDAI mencatat 1.645 anak di Indonesia yang menderita diabetes dimana prevalensi nya sebesar 2 kasus per 100.000 anak. Hampir 60% penderitanya adalah anak perempuan. Sedangkan berdasarkan usianya, sebanyak 46% berusia 10-14 tahun, dan 31% berusia 14 tahun ke atas.
Diabetes mellitus tipe 2 adalah masalah kesehatan yang kompleks dengan dampak yang luas. Penelitian lebih lanjut sangat penting untuk meningkatkan pemahaman kita tentang penyakit ini, mengembangkan strategi pencegahan yang lebih efektif, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Dalam era modern ini, gula seakan menjadi musuh terbesar bagi kesehatan kita. Meskipun manis dan memberikan kenikmatan, konsumsi gula berlebih dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk lebih sadar dan waspada terhadap asupan gula harian.
Hal tersebut dapat dilakukan melalui memperhatikan nutrisi pada minuman manis kemasan untuk mengetahui kandungan gula atau gunakan pemanis alami seperti madu atau stevia dalam jumlah yang sedikit. Lebih baik lagi apabila mengonsumsi minuman jus yang terdiri atas buah-buahan atau sayuran, serta hindari minuman soda, jus buah kemasan, dan minuman manis lainnya dan menggantinya dengan meminum air putih.
Mari kita jadikan generasi ini sebagai generasi terakhir yang berjuang melawan diabetes. Dengan mengurangi konsumsi gula dan memilih gaya hidup sehat, kita dapat mencegah penyakit ini dan memberikan warisan kesehatan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Mulai dari sekarang, yuk kita lawan diabetes!
Referensi:
Audain, K. (2019). Sugar-sweetened beverage consumption in the early years and implications for type-2 diabetes: a sub-Saharan Africa context. Cambridge University Press, 547-553.