Mohon tunggu...
Fayza Kirana Putri
Fayza Kirana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kasus DBD di Indonesia Melonjak, Pemerintah dan Masyarakat Diminta Waspada

8 Juni 2022   18:05 Diperbarui: 8 Juni 2022   18:14 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemik yang ada di negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari keluarga Flaviviridae yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar, dan terkadang muncul ruam di kulit penderita. WHO sendiri telah menyatakan terdapat kurang lebih 128 negara di dunia yang berisiko untuk terkena Demam Berdarah Dengue (DBD). Tentu saja hal tersebut sangat membahayakan penduduk dunia. Di Asia Tenggara, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu masalah penyakit yang cukup serius. Jika tidak segera ditangani dengan serius, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat menjadi semakin parah. Bahkan dalam beberapa kasus, Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat menyebabkan kematian. Tentu saja penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ini sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan jiwa manusia.

Pada awal tahun 2022, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia melonjak daripada sebelumnya. Hingga bulan Maret 2022, Kementerian Kesehatan telah mencatat lebih dari 20 ribu kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan lebih dari 200 kasus meninggal. Angka tersebut terus meningkat seiring bertambahnya waktu. Hal tersebut juga diperparah dengan musim penghujan yang melanda Indonesia menyebabkan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus juga meningkat. Nyamuk ini juga banyak ditemui di daerah pemukiman penduduk, terutama di tempat-tempat yang menjadi sarang berkembang biak, seperti saluran air, toilet, kubangan air. tumpukan barang bekas, dan sebagainya. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) juga tidak hanya berasal dari satu wilayah saja, melainkan dari berbagai wilayah di Indonesia. Adapun sejumlah kota dan kabupaten di Indonesia yang melaporkan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satunya adalah Kota Bekasi. Dilansir dari detik.com, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) 1.154 kasus per 16 Mei 2022. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi juga telah memperingatkan masyarakatnya untuk tetap waspada terhadap penyakit ini. Adapun data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur yang menyatakan ada peningkatan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi 1.220 per Januari 2022. Selain itu, masih banyak daerah-daerah lain di Indonesia yang melaporkan peningkatan kasus penyakit ini.

Peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) diiringi dengan penurunan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Data terakhir menunjukkan bahwa kasus positif Covid-19 bertambah 395 kasus per 4 Juni 2022. Pemerintah Indonesia sendiri telah melonggarkan beberapa kebijakan terkait dengan pandemi, seperti aturan mudik dan adanya kegiatan di luar ruangan. Bahkan, para peneliti meyakini bahwa pandemi Covid-19 akan berubah menjadi sebuah endemi. Tingkat vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang tinggi juga menjadi salah satu alasan pelonggaran beberapa kebijakan tersebut. Akan tetapi, masyarakat Indonesia masih perlu waspada dengan berbagai penyakit lainnya. Indonesia sendiri masih memiliki banyak sekali masalah kesehatan, mulai dari penyakit menular hingga penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung. Maka dari itu, perhatian pemerintah di bidang kesehatan dapat berfokus pada masalah kesehatan lainnya, yang pada kasus ini adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).

Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap masalah kesehatan ini karena Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga menyerang anak-anak. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian ini perlu segera untuk diberantas supaya kehidupan masyarakat kembali aman dan sehat. Meskipun pemerintah atau para tenaga kesehatan masih berupaya untuk mengendalikan Covid-19, perlu adanya sebuah kebijakan yang dapat berfokus pada pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dengan demikian, pemerintah tidak dianggap abai dengan masalah kesehatan lainnya.

Jika dilihat dari beberapa kota di Indonesia yang mengalami peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), pemerintah daerahnya sudah mulai bergerak untuk mengatasi penyakit ini. Berbagai upaya mulai dilakukan, seperti kegiatan fogging di perumahan atau daerah yang rawan dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini tentu saja sangat membantu masyarakat daerah tersebut untuk kembali hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatannya. Upaya-upaya memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu dilaksanakan oleh seluruh daerah di Indonesia. Tidak hanya daerah-daerah yang mengalami peningkatan kasus, tetapi daerah-daerah yang sehat juga perlu melakukan upaya preventif terhadap penyakit ini.

Di sisi lain, masyarakat juga tidak bisa untuk selalu menunggu dan mengandalkan pemerintah untuk bergerak. Masyarakat juga harus dapat menjaga dirinya sendiri dengan melakukan berbagai upaya preventif. Salah satunya adalah dengan 3M (Menutup tempat penampungan air, Menguras tempat penampungan air, dan Mengubur barang-barang bekas). Cara ini dapat mencegah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus itu berkembang biak karena keduanya sangat menyukai tempat-tempat yang seperti itu. Selain itu, penggunaan kelambu atau obat nyamuk saat tidur dapat mencegah nyamuk menggigit manusia. Lingkungan tempat tinggal juga perlu dijaga kebersihannya, terutama lingkungan yang rawan menjadi tempat berkembang biak nyamuk, seperti pinggir sungai dan sebagainya.

Namun, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui atau bahkan tidak peduli dengan penyakit ini. Perlu adanya edukasi dan sosialisasi untuk masyarakat mengenai bahaya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pihak tenaga kesehatan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai penyakit ini. Selain itu, kerja sama antara pihak pemerintah dengan masyarakat untuk memberantas dan mengendalikan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sangat diperlukan. Hal tersebut diharapkan dapat menurunkan lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di masyarakat. Meskipun penyakit ini merupakan sebuah endemik di Indonesia, masyarakat diminta untuk selalu tetap waspada dan jangan abai dengan penyakit ini. Dengan demikian, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia dapat menurun dan tidak menimbulkan banyak korban jiwa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun