Mohon tunggu...
Fayza
Fayza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Untuk keperluan tugas kuliah (Modul Nusantara)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Limbah Jadi Rupiah

13 November 2022   15:44 Diperbarui: 13 November 2022   15:55 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu, 16 Oktober 2022. Kami belajar membuat kerajinan tangan berupa sandal yang terbuat dari limbah dengan 3 bahan utama
yaitu, batang eceng gondok yang sudah kering, kain perca dan spons sebagai alas sandal. 

Batang eceng gondok menjadi pilihan yang tepat sebagai tali sandal karena cukup kuat dan lebih elastis dibandingkan pelepah pisang, selain itu batang eceng gondok lebih murah dan mudah didapatkan. Saat musim hujan, eceng gondok sangat mudah didapatkan namun sayangnya saat proses pengeringan membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga batang eceng gondok berpotensi berjamur dan tidak bisa digunakan lagi. 

Bapak Widodo selaku pengrajin mampu membuat dua belas pasang sandal perharinya. Satu pasang sandal di bandrol dengan harga tiga puluh ribu sampai enam puluh ribu rupiah.

Selain sandal, komunitas Brogger Handycraft juga membuat kerajinan tangan berupa gelang, tas dan gantungan kunci yang tentunya terbuat dari eceng
gondok. Ide awal usaha kerajinan tangan berupa sandal ini muncul karena dulunya bapak-bapak pengrajin bekerja di Jawa Tengah (supplier batang eceng gondok
khusus untuk kerajinan tangan) akhirnya mereka melihat hal tersebut sebagai nilai usaha yang bisa diterapkan di daerah asalnya, Malang Raya. 

Komunitas Bogger Handycraft ini membuktikan bahwa limbah sekalipun bisa dijadikan sebagai peluang usaha yang memiliki nilai jual yang tinggi. Secara tidak langsung penggunaan eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan sandal turut menjaga ekosistem dan kebersihan sungai, karena pertumbuhan eceng gondok yang tidak terkontrol membuat sungai menjadi meluap dan banjir saat musim penghujan. 

Hal ini benar-benar menjadi pelajaran penting terutama bagi saya sendiri, peluang usaha yang dilakukan komunitas ini tidak hanya bermanfaat bagi mereka, tetapi juga bermanfaat pada alam sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun