Ketika suaminya diculik, Avery (Kate Backinsale), seorang agen rahasia CIA terpaksa melakukan pelanggaran-pelanggaran untuk membebaskan suami yang sangat dicintainya.Â
Avery mengikuti semua yang diminta penculik suaminya sampai akhirnya CIA memergokinya. Teror yang dilakukan oleh si Penculik bahkan megetahui di mana dia berada dan meyimpan miliknya yang berharga. Dia dipaksa untuk mencuri software yang tersimpan dalam database CIA tanpa ia tahu apa sebenarnya software tersebut.Â
Tanpa ragu Avery membobol markas CIA demi orang yang dikasihinya. Tak disangka yang dicurinya adalah senjata rahasia milik CIA. Avery tahu risikonya memberikan yang diinginkan para teroris, namun dia tidak ingin kehilangan lelaki yang dicintainya. Dengan dibantu oleh atasan dan temannya yang masih mempercayainya, Avery pun berhasil untuk keluar dari masalahnya.
Untuk film aksi dengan peran utama wanita, film ini cukup seru untuk diikuti. Menyuguhkan aksi bela diri dan penuh ketegangan dalam menghadapi musuh dengan misi selain menyelamatkan suami, juga menyelamatkan dunia pada akhirnya. Film aksi ini pun menyentil politik dunia. Bagaimana dunia saat ini ketergantungan dengan internet.Â
Film yang disutradarai Pierre Morel dapat dijadikan pilihan yang ingin menikmati film aksi. Plot demi plot dibangun dengan sangat baik. Namun memang di beberapa bagian ada yang membuatku mengantuk. Padahal aku adalah penggemar film aksi. Ditambah pemeran utamanya adalah wanita. Aksi seru yang dilakukan Kate penuh dengan adegan berbahaya termasuk kejar-kejaran mobil juga aksi menggunakan Drone untuk menyusup masuk dalam Gedung. Dari penilaian pribadi Canary Black ini menarik karna mengangkat Agen Rahasia wanita yang ngga cuma bisa darderdor tapi juga bisa bela diri.Â
Dan aku bilang terkesan sadis karna dia bisa membunuh sasarannya tanpa belas kasihan. Plot yang dibangun film ini sebenarnya menarik, memberikan gambaran bahkan dalam agen federal sendiri organisasi tidak bisa mendeteksi siapakah sebenarnya orang di dalamnya. Untuk superhero wanita bukan yang bisa diidolakan sekedar mendominasikan pemeran wanitanya saja. Awalnya aku pikir ini adalah Black Canary, tokoh salah satu Superhero DC, ternyata bukan.
Film ini bisa dibilang bagus, tapi bukan yang bagus sekali. Bisa lah ditonton untuk mengisi hiburan. Karna ratingnya 13+, segmen filmnya boleh saja. Tapi aku rasa orang belum tentu jadi penasaran walau yang menyutradarai adalah orang yang sama dengan yang menyutradarao film The Transporter dan Taken. Walau filmnya langsung diawali dengan adegan laga, tapi di plot-plot tertentu masih ada bagian yang membuat orang menjadi bosan.Â
Kate Backensile memang mampu berperan dengan baik dengan penampilan bela dirinya. Di film ini pemerannya tidak ada yang mencolok. Aku pribadi suka dengan plot twist yang dibangun berkali-kali dalam film. Tapi film ini tidak menyisakan kesan lebih yang sampai membuatku terkagum. Rating pribadiku adalah 8/10.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H