Mohon tunggu...
Faysal
Faysal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya mahasiswa di Universitas Mulawarman Fakultas FISIPOL dari prodi S1 Administrasi Bisnis tahun 2022

Saya mempunyai hobi yaitu olahraga salah satunya yaitu futsal karena futsal adalah hoby yang menurut saya olahraga yang sangat banyak manfaatnya dalam hal fisik, pikiran, mental, dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Edukasi Interaktif Budaya Berbasis Augmented Reality untuk Meningkatkan Minat Baca Anak

23 September 2022   08:40 Diperbarui: 23 September 2022   08:59 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar di atasa adalah Kerangka Berpikir Edukasi Buku Berbasis Augmented Reality/Dok. pribadi

Sedangkan menurut Furht (2011) bahwa Augmented Reality (AR) adalah pandangan secara langsung maupun tidak langsung dari benda secara fisik dengan menambahkan informasi kemudian dapat ditampilkan secara virtual. Teknologi Augmented Reality (AR) telah diterapkan di berbagai bidang, baik di bidang perfilman, katalog digital, dunia kedokteran ataupun permainan seperti pada permainan Mobile Legend.

Gambar di atas adalah Alur Kerja Buku Berbasis Augmented Reality/Dok. pribadi
Gambar di atas adalah Alur Kerja Buku Berbasis Augmented Reality/Dok. pribadi


Penerapan teknologi Augmented Reality dapat dilihat pada gambar tersebut  Alur Kerja Buku Berbasis Augmented Reality bahwa pada bahan pembelajaran buku ini, dilengkapi dengan scancode dimana buku tersebut akan dapat mengeluarkan objek tiga dimensi dan lirik lagu daerah. Penerapan teknologi ini dalam buku pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar pada anak karena dilengkapi dengan gambar yang hidup. 

Buku lagu daerah berbasis Augmented Reality ini menggunakan fitur aplikasi pembaca scancode pada buku, sehingga untuk melihat gambar tiga dimensi dan lirik lagu, perlu memasang aplikasi pembaca scancode. Apabila sudah memasang aplikasi tersebut dalam ponsel pintar, kemudian arahkan ponsel pada scancode yang ada di dalam buku. Setelah itu, akan muncul gambar tiga dimensi disertai suara lagu daerah dan lirik lagunya sesuai dengan lagu daerah yang disorot. Pendekatan pendidikan yang menyenangkan dapat menumbuhkan tingkat minat belajar pada anak. Lihat Gambar 2 (Kerangka Berpikir Edukasi Berbasis Augmented Reality).

Gambar di atasa adalah Kerangka Berpikir Edukasi Buku Berbasis Augmented Reality/Dok. pribadi
Gambar di atasa adalah Kerangka Berpikir Edukasi Buku Berbasis Augmented Reality/Dok. pribadi

Manfaat dari buku berbasis Augmented Reality antara lain dapat meningkatkan daya tarik anak untuk membaca buku. Perlu diketahui bahwa iklim membaca pada anak semakin menurun, terlihat pada jumlah pengunjung perpustakaan yang semakin lama menjadi semakin sepi. Hal tersebut dikarenakan anak-anak kini sudah mulai enggan membaca. 

Kemudian, manfaat lain dari buku ini yaitu buku ini berisi mengenai edukasi yang dikombinasikan bersama teknologi sehingga tidak cepat membuat bosan dikarenakan objek gambar dapat terlihat secara tiga dimensi. Selain itu, muncul pula lagu dilengkapi dengan liriknya sehingga memudahkan pembaca untuk belajar dan praktik menyanyi secara langsung. Oleh karena itu, buku ini dapat memberikan manfaat serta mengubah citra buku yang membosankan menjadi buku yang menyenangkan.

Pemanfaatan teknologi untuk edukasi merupakan hal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya peleburan budaya asing dan meninggalkan budaya asli Indonesia. Keberhasilan budaya asing masuk ke Indonesia dan memengaruhi perkembangan budaya lokal disebabkan oleh kemampuannya dalam memanfaatkan kemajuan teknologi seacara maksimal. Lagu daerah merupakan salah satu kebudayaan dan warisan untuk tetap dilestarikan. Untuk itu, inovasi buku yang menyenangkan dengan berbasis teknologi adalah suatu bauran dan kombinasi yang perlu untuk dilakukan guna melestarikan serta menciptakan teknologi yang berbudaya menuju Indonesia mandiri dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.

 Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat membaca pada anak kini mulai menurun. Banyak anak yang lebih memilih untuk bermain ponsel dan menghabiskan waktu dengan internet dibandingkan dengan membaca buku. Fenomena ini menjadi ironi untuk kemajuan Indonesia. Selain itu, permasalahan budaya, kerap kali pemuda Indonesia tak mengenal budaya Indonesia sendiri, sehingga banyak warisan budaya yang ditinggalkan dan hilang, termasuk lagu daerah. 

Kesadaran akan kebudayaan sebagai identitas bangsa semakin lama semakin memudar. Oleh karena itu,menyikapi pudarnya budaya Indonesia maka perlu adanya strategi inovasi dan kreasi untuk menarik minat baca pada anak melalui pendekatan edukasi yang menyenangkan melalui buku berbasis Augmented Reality yaitu buku dengan dilengkapi teknologi yang dapat dipadukan dengan ponsel pintar. Selain itu, perlu adanya strategi lain dengan memanfaatkan teknologi agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun