Mohon tunggu...
fayruz azizah
fayruz azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa Universitas Andalas. Jurusan Sastra Jepang

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kebudayaan Yang Ada Di Minangkabau

20 Desember 2024   09:53 Diperbarui: 20 Desember 2024   09:53 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

      Minangkabau adalah suku bangsa yang tinggal di Sumatera Barat. Masyarakat Minangkabau memiliki banyak tradisi dan juga kebudayaan.  Minangkabau tidak hanya terkenal dengan Rumah Gadangnya tetapi juga dengan budayanya.

1. Masyarakat Minangkabau

Kalian pasti tau apa itu Minangkabau. Minangkabau adalah salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia yang memiliki identitas budaya yang unik, terletak di wilayah Sumatera Barat, dengan populasi yang juga tersebar di berbagai wilayah Indonesia, bahkan di luar negeri. Identitas Minangkabau sangat dipengaruhi oleh perpaduan antara adat istiadat dan ajaran Islam, menjadikannya masyarakat yang unik dengan sistem sosial dan budaya yang kuat.

2. Kebudayaan Minangkabau

  • Sistem Religi dan Keagamaan Minangkabau. Sebagian besar masyarakat Minangkabau beragama islam. Salah satu upacara keagamaan di minangkabau yaitu tradisi tabuik di Pariaman. Acara ini diadakan untuk memperingati Asyura, gugurnya Imam Husein, dan cucu Muhammad.
  • Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan. Masyarakat Minangkabau dengan penganut sistem matrilineal terbesar di Indonesia. Sistem matrilineal adalah budaya dengan kekerabatan yang didasarkan garis keturunan Ibu. Dengan kekerabatan ini menempatkan perempuan dalam posisi yang sangat penting dalam keluarga. Kepentingan itu meliputi haknya dalam keluarga, seperti hak atas harta warisan, hak dalam mengambil keputusan, perkawainan, dan lain-lain. Mereka akan dipimpin oleh penghulu. Penghulu adalah kepala adat yang dipilih melalui musyawarah keluarga besar. Di Minangkabau penghulu memiliki kedudukan yang tinggi.
  • Sistem Pengetahuan. Masyarakat Minangkabau menyuruh anak mereka yang berusia 7 tahun untuk belajar agama dan adat di surau. Surau merupakan sarana pendidikan tertua di Minangkabau. Surau tidak hanya digunakan sebagai sarana pendididkan tetapi juga sebagai tempat tinggal anak laki-laki muda, dan tempat untuk bermusyawarah.
  • Bahasa. Masyarakat berkomunikasi menggunakan bahasa minang. Bahasa minang terdiri dari lima dialek yaitu, dialek  Pasaman, dialek Agam Tanah Datar, dialek Lima Puluh Kota, dialek Koto Baru, dan dialek Pancung soal. Namun, bahasa Minangkabau berhubungan dengan bahasa melayu. Perbedaan bahasa Minangkabau dengan bahasa Indonesia adalah pelafalan kata.
  • Kesenian. Seni Minangkabau terdiri dari tari piring, randai, seni musik menggunakan alat tradisional saluang dan talempong , silek (silat), dan lain-lain.
  • Sistem Mata Pencaharian Hidup. Masyarakat Minangkabau bekerja sebagai pedagang. Masyarakat Minangkabau terkenal sebagai pedagang ulung. Banyak laki-laki Minang yang merantau dan sukses sebagai pengusaha di luar daerah asalnya. Ekonomi tradisional di kampung-kampung masih bergantung pada pertanian, terutama padi, serta perdagangan hasil bumi.. Kebiasaan merantau Masyarakat minangkbau dipengaruhi oleh faktor tanduk kerbau atau dalam budaya minang adalah kerabat. Merantau bertujuan untuk menempuh pendidikan, bekerja, dan lain-lain.  Merantau juga menjadi suatu dorongan tersendiri bagi masyarakat Minangkabau.
  • Sistem Teknologi dan Peralatan. Teknologi tradisional Minangkabau terlihat dalam arsitektur Rumah Gadang, sistem pengairan sawah, dan alat-alat pertanian seperti bajak. Rumah Gadang adalah contoh arsitektur tradisional yang tidak hanya fungsional tetapi juga simbolis, melambangkan status keluarga besar dalam sistem matrilineal.

3. Kebudayaan Minangkabau Sebagai Ide atau Gagasan

Kebudayaan Minangkabau sebagai ide dan gagasan mencakup sistem nilai, keyakinan, dan cara berpikir yang membentuk tatanan sosial dan budaya mereka. Beberapa ide penting dalam kebudayaan Minangkabau yaitu :

  • Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Filososfi ini mendasari kehidupan masyarakat Minangkabau dimana adat harus selaras dengan ajaran islam.
  • Merantau. Gagasan bahwa laki-laki minang pergi merantau untuk belajar dan hidup mandiri. Orang Minangkabau pergi merantau untuk mencari nafkah yang hasilnya akan dibawa pulang ke kampung halaman, yang akan dibagikan kepada sanak saudara. Kebiasaan merantau masayrakat Minangkabau didasari oleh faktor tanduk kerbau atau dalam budaya minang kekerabatan, yang berkaitan dengan pewarisan, harta pusaka keluarga Masyarakat Minangkabau tidak diturunkan ke anak laki-laki melainkan pada anak perempuan. Tanduk kerbau disini bermakna sebagai anak laki-laki tidak dapat bergantung kepada harta warisan, melainkan mereka harus mengangkat derajat keluarganya.
  • Musyawarah untuk Mufakat. Musyawarah dan mufakat ini menunjukkan nilai demokrasi Masyarakat Minangkabau yang sudah ada sejak dulu. Musyawarah dilakukan untuk pengambilan Keputusan, penyelesaian konflik, dan pengelolaan sumber daya. Prinsip musyawarah ini sangat dijunjung tinggi. Setiap persoalan keluarga atau adat akan dibahas secara bersama-sama dan keputusan akan diambil berdasarkan kesepakatan bersama.

4. Kebudayaan Minangkabau Sebagai Benda atau Artefak

Kebudayaan Minangkabau juga terwujud dalam bentuk fisik seperti benda-benda dan artefak yang memiliki makna budaya yang mendalam.

  • Rumah Gadang. Rumah tradisional dengan atap melengkung seperti tanduk kerbau yang menjadi simbol status sosial keluarga besar. Rumah gadang tidak hanya memiliki fungsi tempat tinggal, tetapi juga tempat upacara adat dan musyawarah keluarga.
  • Pakaian Adat. Pada upacara adat, orang Minangkabau mengenakan pakaian tradisional yang khas. Untuk perempuan, busana seperti baju kurung dengan aksesoris seperti tingkuluak (penutup kepala) sangat penting. Sedangkan laki-laki mengenakan baju adat dengan destar (ikat kepala).
  • Alat Musik Tradisional. Instrumen musik seperti talempong (sejenis gong kecil) dan saluang (seruling bambu) digunakan dalam berbagai acara adat dan keagamaan, bansi, rabab,pupuik tanduak(alat musik yang terbuat dari tanduk kerbau), dan lain-lain.
  • Songket. Songket adalah kain tenun tradisional yang berasal dari Minangkabau. Songket memliki corak dan tekstur yang mewah. Songket biasanya digunakan dalam upacara adat, acara resmi, acara kebudayaan, acara pernikahan,  dan juga digunakan sebagai kerajinan tangan. Songket memiliki beragam motif dan filosofi yang diwariskan secara turun temurun. Songket ini juga digunakan sebagai aksesoris dan dapat digunakan dalam acara untuk mempercantik dekorasi rumah. Dan sebagai simbol status budaya menunjukkan status sosial atau kehormatan, dan yang lebih penting songket adalah warisan budaya dan melambangkan tradisi kebudayaan.
  • Seni Ukir. Seni ukir Minangkabau merupakan warisan leluhur yang berupa ragam ukir yang timbul di benda-benda. Ukiran ini dibuat dengan mengorek bagian tertentu sehingga membentuk corak yang indah yang memiliki makna tertentu. Seperti ukiran yang ada di Rumah Gadang yang melambangkan persatuan yang erat di tengah-tengah Masyarakat.
  • Batu Batikam. Batu batikam adalah salah satu artefak budaya yang memiliki makna penting dalam masyarakat Minangkabau. Batu Batikam berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan pertemuan atau musyawarah dalam masyarakat. Di sini, masyarakat berkumpul untuk merundingkan masalah, menyelesaikan perselisihan, atau membuat keputusan penting. Batu ini juga melambangkan persatuan dan kesepakatan masyarakat, di mana setiap anggota memiliki hak untuk berbicara dan didengarkan. Selain sebagai tempat berkumpul, Batu Batikam juga dianggap sebagai simbol kearifan lokal dan tradisi adat. Batu Batikam adalah contoh nyata dari bagaimana budaya dan tradisi lokal dapat terwujud dalam bentuk fisik, mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Minangkabau.
  • Lumbung Padi. Lumbung padi melambangkan kearifan lokal masyarakat Minangkabau dalam mengelola sumber daya alam. Tempat ini berfungsi untuk menyimpan hasil panen padi agar tetap aman hingga digunakan. Penyimpanan padi di Sewa Padi sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat. Selain sebagai tempat penyimpanan, Lumbung Padi juga berfungsi sebagai tempat pengolahan padi seperti menumbuk dan mengayak sebelum dipindahkan ke rumah. Dalam kebudayaan lumbung padi mencerminkn nialai-nilai gotong royong dan kebersamaan. Masyarakat Minangkabau memiliki tradisi pertanian yang kuat, dan sewa padi menjadi bagian penting dari sistem pertanian mereka. Dimana Masyarakat membantu dalam proses panen hingga proses penyimpanan. Lumbung Padi juga melambangkan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun