Namaku Muhammad Fauzi Ramadlan, biasa dipanggil Fauzi. Keturunan asli kelahiran Probolinggo, 26 Januari 1996. Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Pada waktu duduk di Sekolah Dasar (SD) bisa dibilang aku seorang murid yang rajin, taat beribadah, dan selalu menempati peringkat 10 besar. Setiap pagi berangkat ke sekolah bersama teman – temanku berjalan kaki. Jarak rumah ke sekolah ku cukup dekat, kira – kira 100 meter. Sepulang dari sekolah biasanya aku langsung pulang, berganti pakaian dan pergi keluar lagi bermain dengan teman – teman. Permainan yang paling kusukai adalah bermain layangan, itupun jika musim angin tiba. Selain itu banyak lagi permainan yang sering aku mainkan bersama teman – teman, seperti sepak bola, bermain kartu, gasing, yoyo, dan banyak lagi. Setiap hari selalu bermain bersama.
Tetapi hal tersebut mulai berubah ketika aku mulai masuk ke Sekolah Mengah Pertama (SMP). Pada saat di SMP inilah aku mulai malas, malas untuk belajar, malas untuk beribadah. Hal tersebut mungkin dikarenakan aku mulai mengenal permainan komputer dan PlayStation(PS). Meskipun aku sudah mengenal permainan PS sejak SD, aku mulai ketagihan memainkannya pada saat SMP. Beberapa permainan pada waktu SD dulu mulai ditinggalkan. Permainan yang masih dimainkan biasanya layangan. Itupun tak sesering dulu, hanya waktu liburan saja. Pada waktu SMP permainan yang lebih sering dimainkan seperti game di PS atau komputer. Hal tersebut ternyata mengganggu waktu ku untuk belajar. Waktu untuk belajar lebih sedikit dibandingkan dengan waktu untuk bermain, bahkan terkadang aku tidak belajar. Prestasi ku pun ikut menurun. Hal tersebut membuat orang tuaku kecewa dan marah kepadaku. Akhirnya waktu bermain PS ku pun aku kurangi dan ku jadwal, hanya hari sabtu dan minggu. Tetapi hal tersebut hanya bertahan 1 bulan saja, setelah itu aku kembali seperti semula, bermain setiap waktu. Tetapi mendekati ujian orang tua ku menjual PS ku karena ada kejadian yang membuat mereka marah. Akhirnya hari hari ku bermain PS pun berakhir sudah. Menjelang ujian aku rajin belajar tiap malam, karena aku ingin sedikit membuat orang tua ku senang dengan nilai ujian ku kelak. Ujian pun berakhir, aku sudah berjuang sekuat tenaga ku untuk mengerjakan nya. Yang bisa kulakukan hanya berdoa, agar mendapat nilai yang memuaskan. Detik detik menjelang pengumuman hatiku berdegub kencang, rasanya aku ingin mengulang ujian kemarin, karena aku merasa pesimis. Ketika aku melihat hasil dari ujian aku merasa cukup puas dengan nilai ku, tidak terlalu rendah, dan cukup tinggi menurutku.
Setelah pengumuman kelulusan SMP, aku berniat untuk mendaftar ke SMK. Tetapi orang tua ku menyuruh ku untuk mencoba mendaftar ke SMAN 1 Probolinggo. Akhirnya kuturuti perintah orang tua ku. Pada awalnya aku hanya ingin mencoba mendaftar disana, eh ternyata aku lolos dan diterima sebagai murid di SMAN 1 Probolinggo. Hal itu sempat membuatku bingung, karena pada awalnya aku berniat mendaftar ke SMK. Tetapi karena orang tuaku menyuruhku untuk bersekolah disana akhirnya kuturiti. Di SMA inilah aku mulai mengenal dunia game online. Awalnya aku hanya melihat temanku bermain, dan pada akhirnya aku tertarik. Padahal dulu waktu SMP aku paling anti dengan game online, karena menurutku hanya menghabiskan uang. Tetapi setelah mencobanya aku jadi mengerti, kenapa banyak yang menyukai dan bermain game online. Karena sekali kamu mencoba bermain game online, maka seterusnya kamu akan ketagihan, seperti halnya narkoba.
Tiap hari aku selalu bermain game online, mulai dari game dota, ragnarok 2, elsword, lost saga, dll. Setiap event selalu ku ikuti. Hal tersebut terus aku lakukan sampai menjelang UAN. Pada waktu itu semua game yang ada di laptop ku, ku hapus semua. Karena aku ingin fokus dulu menghadapi ujian. Setelah ujian berakhir, penyakit kecanduan game ku mulai kambuh lagi. Tiap hari aku selalu bermain tanpa mengenal waktu. Hingga tak terasa hari pengumuman UAN. Nilai – nilai UAN ku cukup bagus, kecuali untuk mata pelajaran fisika, 4.50. Aku memaklumi nya karena kau dari pertama masuk SMA sudah tak menyukai pelajaran tersebut. Setelah itu aku menunggu pengumuman SNMPTN. Hal tersebut membuat ku gelisah. Sehari se. Hingga tak terasa hari pengumuman UAN. Nilai – nilai UAN ku cukup bagus, kecuali untuk mata pelajaran fisika, 4.50. Aku memaklumi nya karena kau dari pertama masuk SMA sudah tak menyukai pelajaran tersebut. Setelah itu aku menunggu pengumuman SNMPTN. Hal tersebut membuat ku gelisah. Besoknya kulihat pengumuman SNMPTN, dan terpampang tulisan berwarna merah bertuliskan “maaf anda tidak lolos SNMPTN”. Aku hanya bisa terdiam dan kecewa. Dan aku mulai mencari informasi tentang universitas dan sekolah kedinasan. Aku pun mendaftar kesana dan kemari, mulai dari mendaftar Polinema jalur undangan, SBMPTN, STIS, STTD, dan STAN. Polinema, SBMPTN, dan STIS aku gagal di tahap pertama. STTD aku gagal di tahap kedua, setelah tes kesehatan, kebugaran, dan wawancara. Hingga tersisa STAN, dan alhamdulillah aku lolos DI Kepabeanan dan Cukai di BDK Balikpapan. Pada awalnya aku ragu, karena tempat pendidikan yang cukup jauh. Tetapi setelah kulihat ada 2 orang temanku yang tempat pendidikan nya disana juga, aku pun lega.
Dan sekarang aku sudah tinggal di Balikpapan kira – kira 4 bulan, menjalani kehidupan menjadi seorang calon punggawa Kementrian Keuangan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, mahasiswa STAN jurusan DI Kepabeanan dan Cukai BDK Balikpapan. Semoga aku beserta seluruh teman ku bisa menjalani pendidikan disini dengan lancar, dan sukses bersama sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H