Di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban Jakarta, seni bela diri tradisional Silat Betawi Kumpi Aselih terus melestarikan warisan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Dikenal dengan gerakan yang cepat dan teknik yang efektif, Kumpi Aselih menjadi salah satu aliran silat yang banyak diminati oleh generasi muda di kawasan Betawi.
Kumpi Aselih, yang berasal dari kata "Kumpi" yang berarti guru dan "Aselih" yang berarti Keturunan Aselih, mengajarkan bukan hanya teknik bertarung tetapi juga nilai-nilai kehidupan. Dalam setiap latihan, para pesilat diajarkan untuk menghargai budaya dan tradisi Betawi. "Silat bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang mental dan karakter," ungkap Bang Dede, salah satu guru besar silat Kumpi Aselih di Jakarta Timur.
Latihan rutin diadakan setiap malam Hari Senin dan Selasa di halaman Rumah, Bertempat di Kampung Petukangan/Kalimati, di mana puluhan peserta dari berbagai usia berkumpul untuk berlatih. Mereka mengenakan pakaian pangsi khas Betawi, lengkap dengan sabuk yang menunjukkan tingkat keahlian mereka. Suara hentakan kaki dan teriakan semangat para pesilat menggema di udara, menciptakan suasana yang penuh energi.
Kumpi Aselih juga berperan dalam memperkenalkan budaya Betawi kepada masyarakat luas. Melalui pertunjukan silat di berbagai acara budaya dan festival, para pesilat tidak hanya mempertunjukkan keahlian mereka tetapi juga mengedukasi penonton tentang sejarah dan filosofi di balik setiap gerakan. "Kami ingin generasi muda mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri," tambah Adam Suhada
Namun, tantangan tetap ada. Modernisasi dan pengaruh budaya asing sering kali membuat generasi muda lebih tertarik pada hal-hal baru daripada melestarikan tradisi. Oleh karena itu, para pelatih Kumpi Aselih berusaha keras untuk menarik minat anak-anak dan remaja melalui pendekatan yang lebih kreatif dan menarik.
Dengan semangat yang tak kenal lelah, Silat Betawi Kumpi Aselih terus berjuang untuk menjaga warisan budaya ini tetap hidup. Mereka percaya bahwa dengan melatih generasi muda, mereka tidak hanya mewariskan teknik bela diri tetapi juga identitas dan kebanggaan sebagai orang Betawi. Seperti kata pepatah Betawi, "Setiap kampung ada mainannya," Kumpi Aselih adalah salah satu permainan yang akan terus dikenang dan dilestarikan oleh masyarakat Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H