Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai Plus Guru Go Blog

15 Maret 2015   13:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:38 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_373140" align="aligncenter" width="700" caption="Dok Pri | Sambutan dari Ketua Panitia"][/caption]

[caption id="attachment_373136" align="aligncenter" width="341" caption="Dok KSGN"]

14264007721370221662
14264007721370221662
[/caption]

Jepang dalam perang dunia ke-2 telah porak-poranda oleh sekutu. Saat itu banyak sekali petinggi negera yang memilih hara-kiri (bunuh diri) karena tak kuat menanggung malu akan kekalahan yang telah diterima. Dengan segala keadaan yang ada, mereka harus bertahan dengan berbagai keterbatasan. Akan tetapi nyatanya, kebanyakan yang memilih mengambil ajalnya. Gelisahan yang diterima harus dihadapi oleh Jepang yang pada saat itu di ujung tanduk. Sang Kaisar Jepang, yang berjiwa kepemimpinan yang tegar sebagai negarawan berfikir berbeda dengan kebanyakan masyarakatnya dan para penggawa pemerintahan. Sang Kaisar bertanya “berapa guru yang masih kita miliki?”. Di tengah kegalauan yang dihadapi negara, betapa tenang pikiran seorang kaisar akan pentingnya posisi guru. *Dikutip dari buku “Self Empowerment, Seni Memberdaya Diri Bagi Para Pendidik Dan Pemimpin, Mengajar Tanpa Dihajar Stress, Berkarja Tanpa Beban Stress”

Dari kutipan diatas, tentunya kita akan lebih paham betapa pentingnya posisi guru dalam tatanan sebuah negara. Jepang mampu menguasai pasar tekhnologi seperti sekarang ini karena jasa seorang guru. Juga negara-negara super power sekalipun tidak terlepas dari campur tangan guru.



Oleh karena itu Forum Icity Indosat, sebagai bentuk bakti kepada para guru mengadakan acara Kopdar Akbar Guru Blogger, Minggu 15 Maret 2015. Hal ini dilakukan untuk memberikan semangat kepada para guru bagaimana posisi penting seorang guru dalam bidang pendidikan Indonesia.

Dalam acara ini juga para guru diberikan kesempatan untuk berbincang dengan beberapa nara-sumber yang sangat luar biasa, tidak luar biasa bagaimana, Icity Indosat tidak tanggung-tanggung untuk mengundang para guru berprestasi di Indonesia seperti Dedi Dwitagama, Subakri dan Amirah Adnan.

Mereka adalah guru-guru terbaik yang mendapatkan banyak perhatian dari pemerintah atas kegiatan pendidikan yang disampaikan dengan menuliskan kegiatan mereka dalam blog. Kegiatan ngeblog mereka tidak tanggung-tanggung, karena mereka mendapatkan banyak penghargaan atas apa yang mereka tuliskan dalam blog pribadi mereka.

Salah satu hal yang paling menarik perhatian saya adalah pemaparan dari Dedi Dwitagama dalam memulai untuk memblog. Tentu ini menjadi vitamin yang sangat segar bagi siapapun, terutama untuk menuliskan setiap pengalaman yang mereka lalui.

Menurut Dedi Dwitagama apabila seorang guru ngeblog, mereka akan mendapatkan nilai plus. Baik dalam berkegiatan sebagai pendidik atau pun sebagai masyarakat biasa. Setidaknya, menurut peraih penghargaan Guraru Award (Guru Era Baru Award Indonesia) Acer, Jakarta 2012, bahwa ada 13 point plus yang akan para guru dapatkan bila mereka ngeblog.

Pertama, guru menjadi penulis yang lebih baik. Dalam menulis setiap orang akan memberikan hal yang terbaik. Karena tentunya segi originalitas adalah hal yang penting, oleh karena itu bila seorang guru ngeblog, mereka akan lebih dinamis dalam befikir juga menghadirkan tulisan yang dimana berperan juga berkontribusi akan pendidikan yang mereka geluti. Tentunya, dengan berjalannya waktu, tulisan itu akan mempunyai kekuatan tersendiri dalam kwalitas maupun kuantitas.

Kedua, guru belajar lebih banyak. Apabila guru ngeblog, mereka akan lebih banyak belajar akan apa yang mereka fokusi, ataupun dengan apa yang mereka akan tulis di blog mereka. Tentunya untuk menghasilkan tulisan yang berkwalitas yang kaya akan inspirasi membutuhkan banyak sumber yang pada akhirnya di posting.

Ketiga, guru akan menjadi lebih terkenal. Contoh yang paling dekat adalah pak Dedi Dwitagama dimana ia adalah interpretasi guru ngeblog yang terkenal karena tulisan-tulisannya dalam blog. Tidak hanya itu, ia sering menjadi pengisi motivasi guru maupun murid, di undang televisi nasional dan internasional dan ditambah lagi banyak dipanggil untuk mewakili Indonesia dalam event internasional yang berkaitan dengan pendidikan.

Keempat, guru menjadi profesional. Guru yang ngeblog akan menjadi lebih profesional dari sebelumnya. Baik dalam berpola pikir maupun mengajar. Sehingga dinamisasi akan mengajar pun akan dirasakan diri kita maupun para muridnya.

Kelima, tulisan pasti pernah juara. Walaupun ini bukan sebagai tolok ukur, akan tetapi tulisan guru yang berkwalitas bila di ikut sertakan dalam suatu event akan mendapatkan juara. Ini menjadi bukti akan eksistensi juga kwalitas hingga kuantitas.

Keenam, guru ngeblog itu banyak relasi. Dalam setiap tulisan yang kita posting, dari waktu ke waktu. Siapapun itu, bukan hanya guru tetapi berlaku untuk semua. Apabila ngeblog, mereka akan punya relasi yang sangat luas, bukan hanya wilayah kabupaten atau kota, tetapi bisa mencapai dunia internasional.

Ketujuh,meningkatkan memori. Jujur ini baru saya dapatkan, bahwa siapapun yang ngeblog terutama guru, mereka akan mampu meningkatkan memori yang mereka punya. Tentu ini adalah angin segar dimana setiap penulis dimanapun tidak akan mengalami pikun secara dini. Karena mereka mengasah memori mereka dengan membaca juga menulis dalam blog.

Kedepalan, ngeblog itu bikin guru kreatif. Hal itu saya lihat sendiri bagaimana guru yang ngeblog itu lebih kreatif dalam berfikir. Seperti kakak saya yang juga seorang guru sekaligus blogger aktif. Kakak saya, telah bermetamorfosa menjadi guru yang kreatif dalam setiap pembelajaran yang dia lakukan di sekolahnya. Salah satunya dia tidak pernah menghukum anak muridnya dengan apa yang ia rasakan pada jamannya. Akan tetapi ia menyesuaikan dengan keadaan yang ada dan mengaplikasikan dalam bentuk yang berbeda.

Kesembilan, guru ngeblog itu harus bersinergi dan fokus. Itu adalah yang paling penting dalam hal apapun. Untuk bersinergi dengan siapapun dan mampu bekerja sama akan hal yang mereka geluti. Juga fokus dalam apa yang menjadi brand personal yang ada ada diri mereka.

Kesepuluh, guru ngeblog itu melek IT. Itu adalah hal yang dirasakan juga oleh pak Dedi Dwitagama, saat jaman OHP, ia sudah bisa menggunakan preyektor karena kegiatan ngeblog nya. Ia juga menjadi salah satu yang bisa bergual antara para murid yang lintas umur dan tempat

Setidaknya itulah yang menjadi nilai plus yang dimiliki oleh guru yang ngeblog. So? Les’s go blog.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun