Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kebab Turki Baba Rafi: Dari Surabaya Hingga Belanda, yang Kini Sedia Setiap Saat

29 September 2015   14:00 Diperbarui: 29 September 2015   14:34 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok. Pri | Logo Kebab Turki Baba Rafi"][/caption]

Jam sudah menunjukkan pukul 10.45 tepat, rasa cemas hinggap karena pada jam itu seharusnya saya sudah berada di Graha Kebab Turki Baba Rafi dikawasan Fatmawati. Akan tetapi ada jadwal perkuliahan yang tidak seperti biasanya, oleh karenanya jadwal mengikuti acara tersebut terpaksa molor dari waktu yang direncanakan.

Untuk menghilangkan rasa cemas saat berada di kelas, saya mengirim pesan singkat kepada beberapa teman blogger. Ya, hanya itu yang bisa dilakukan saat itu. Dengan berbagai alasan saya pun keluar kelas menuju parkiran kampus untuk mengambil sepeda, hingga akhirnya keluar kawasan kampus dengan mengayuh sepeda menuju Graha Kebab Turki Baba Rafi yang tidak terlalu jauh dari kawasan kampus.

Dengan sekuat tenaga saya mengayuh sepeda agar tidak banyak tertinggal acara, tidak sampai 10 menit, saya sudah sampai di Graha Kebab Turki Baba Rafi. Warna merah dan kuning kontras hadir dalam setiap jengkal bangunan, ada pula beberapa gerobak khas Baba Rafi yang terparkir lapangan parkir.

Ketika masuk Graha Baba Rafi, mbak resepsionis dengan ramah bertanya tujuan hadirnya saya di graha tersebut, cepat saya mengatakan bahwa harus bergabung dengan teman-teman blogger dalam acara “Ngerusuh Dapur Baba Rafi”. Dengan sigap pula mbak resepsionis tersebut mengantar saya untuk bergabung dengan teman-teman blogger, yang saat itu sedang berada disalah satu gudang penyimpanan roti dan bahan baku yang tidak jauh dari meja resepsionis.

Bersyukur saya masih berkesempatan untuk melihat beberapa tempat produksi yang nantinya produk tersebut dijual dengan merk Kebab Turki Baba Rafi. Dan juga sempat melihat bagaimana serius dan khuyuknya para rekanan yang bekerjasama dengan Kebab Turki Baba Rafi semacam disumpah oleh seorang trainer yang lebih senior.

[caption caption="Dok. Pri| Nilam Sari Bersama Hendy yang telah banyak mendapatkan berbagai penghargaan dengan usaha yang mereka bangun"]

[/caption]

Pengetahuan saya tentang kebab memang masih sangat minim, bahkan mungkin bisa dikatakan zero! Betapa tidak, karena sebelum datang ke dapur tersebut saya hanya berperan sebagai penikmat setia tanpa tahu dengan lebih detail. Ya, saya adalah salah seorang dari banyak penikmat Kebab Turki Baba Rafi yang cukup lama, tanpa tahu bagaimana proses atau dibalik sebungkus kebab yang terbungkus rapih dan elegan.

Namun Tuhan berbaik hati kepada saya, karena memberikan kesempatan saya untuk “Ngerusuh Dapur Baba Rafi” yang dihadiri oleh couple founder Kebab Turki Baba Rafi, yaitu Hendy Setiono dan Nilam Sari. Couple? Ya, mereka ada adalah pasangan yang menjadikan brand Kebab Turki Baba Rafi menjadi besar seperti sekarang ini.

Menurut penuturan Nilam Sari dalam acara tersebut, bahwa usaha ini telah digelutinya sejak tahun 2005 yang pertama hadir di Surabaya. Yang pada saat itu, Nilam beranggapan sebagai bisnis sampingan ibu rumah tangga, mengapa anggapan itu hadir, karena menurutnya di umur yang masih sangat muda menjadi seorang ibu dan anak, bisnis menjadi sampingan belaka. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, bisnis makanan ringan ini berkembang tentu dengan jatuh bangun yang berkali-kali. Akan tetapi, menurut Nilam bahwa hal itulah yang membuatnya hadir menjadi pribadi yang sederhana dan bersahaja seperti sekarang.

Menariknya, hal yang menurutnya dahulu sampingan tersebut, berubah menjadi bisnis utama yang Nilam jalankan bersama suami. Tentu dengan perjalanan waktu, saingan akan selalu ada, tapi Hendy sebagai salah satu founder menurut Nilam adalah orang yang paling berperan dalam inovasi yang hadir dalam usaha Kebab Turki Baba Rafi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun