"Rumah Zakat memfasilitasi kepedulian lebih dari 10.000 individu dermawan dan juga 76 mitra komunitas maupun korporat untuk menyalurkan dana infak bagi para penyintas gempa Cianjur. Hingga saat ini para penyintas masih memerlukan bantuan berupa makanan siap saji, tenda, hunian, layanan kesehatan, penyediaan air bersih/ sanitasi, penerangan, selimut, kebutuhan untuk kelompok rentan, serta terpal dan tikar," ungkap Chief Program Officer Rumah Zakat Murni Alit Baginda.
Satu diantara yang paling menarik dari pelbagai bantuan yang disampaikan, saya tertarik dengan superqurban. Superqurban merupakan produk inovasi yang dikeluarkan oleh Rumah Zakat guna optimalisasi daging qurban yang diolah menjadi kornet atau rendang sehingga pendistribusiannya lebih luas, dimana saja, kapan saja, dan dalam kondisi apapun.
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, ternyata pengelolaan daging qurban olahan dipayungi oleh Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 37 Tahun 2019 yang memperbolehkan menyimpan sebagian daging qurban yang telah diolah dan diawetkan dalam waktu tertentu untuk pemanfaatan dan pendistribusian kepada yang lebih membutuhkan.
Menariknya superqurban ini menjadi satu di antara asupan yang akan sangat membantu menyeimbangkan gizi para penyintas bencana, seperti yang dilakukan oleh Rumah Zakat pada Gempa Cianjur. Apalagi dalam asupan yang bergizi merupakan hal yang signifikan bagi para penyintas, karena akan sangat erat kaitannya dengan kesehatan para penyintas dalam proses pemulihan pasca bencana.
Disampaikan oleh Chief Program Officer Rumah Zakat Murni Alit Baginda, bahwa donasi yang terkumpul dari para dermawan disalurkan sesuai dengan tahapan penanggulangan bencana sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan. Adapun Rumah Zakat memiliki dua fase penanganan bencana pertama yaitu fase tanggap darurat dan fase pemulihan.
"Dalam fase pemulihan kami memiliki empat program antaranya pendirian rumah ibadah darurat, rumah tumbuh, MCK, dan sekolah darurat," ungkap Murni. Namun selain itu Rumah Zakat juga melakukan pemulihan psikis pada penyintas melalui program psikososial, dimana banyak kegiatan yang dilakukan oleh para relawan untuk membantu proses pemulihan penyintas dari trauma-trauma tertentu.
Satu diantara penerima manfaat program tersebut adalah anak-anak usia sekolah, karena saat kejadian anak-anak tersebut sedang dalam proses pemelajaran di sekolahnya masing-masing, dan cukup banyak anak-anak yang mengalami trauma sehingga memerlukan bantuan dari para ahli dan profesional untuk proses pemulihan.
Berbagai langkah yang dilakukan oleh Rumah Zakat bagi saya merupakan langkah cergas, karena memperhatikan hal yang cukup detail, misalnya terkait superqurban sangat berkaitan dengan kecukupan gizi para penyintas pasca bencana, selain itu dukungan psikososial pastinya akan sangat membantu dalam kestabilan emosi para penyintas agar tetap dapat menjalani hidup.
