Pernah saya melihat, seorang bapak tua dengan rambut yang mulai menipis terlihat sibuk menawarkan kurma di atas commuterline yang sedang berjalan.
Suasa berbuka yang awalnya canggung, berhasil dicairkan oleh kurma dalam wadah plastik yang dibawa si bapak tua.
Saya hanya melihat dari kejauhan sambil tersenyum, dan membatin. "Indahnya Ramadan".
Tapi kalau boleh jujur, tidak semua merindukan bulan Ramadan. Setidaknya itu yang saya dengar dari seorang ustadz.
Suatu waktu, ustadz ini sedang memberikan tausyiah di hadapan puluhan anak SD yang sedang pesantren kilat di sekolahnya.
Isi Tausyiahnya tentang Ramadan yang dirindukan. Di tengah ceramahnya, sang ustadz berucap.
"Satu minggu lagi Ramadan akan berakhir..".
Tiba-tiba di jawab dengan sangat kompak oleh anak-anak itu.
"Alhamdulillaaaahhhhh.....!!"
Sontak sang ustadz tersenyum geli. Maksud hati ingin memberikan nuansa kerinduaan Ramadan, ehhh malah anak-anak tesebut terkesan bahagia Ramadan sebentar lagi berakhir.
Namun dari pelbagai kisah yang telah dipaparkan tersebut, sebenarnya makna akan berbuka puasa jadi hal yang begitu indah dan menarik.