Bintang Tenggara dengan sangat cermat memperhatikan lawannya, setiap gerakan ia analisa agar tidak menimbulkan cedera bagi dirinya. Tak kurang dari itu, Bintang juga mempertimbangkan apa yang harus ia lakukan untuk melawan Terara, seorang prajurit wanita berusia 15 tahun, dengan kasta perunggu tingkat 4. Seorang prajurit tentu memiliki keahlian lebih, dari pada dirinya yang hanya dididik siluman sempurna yaitu, Sang Komodo Nagaradja.
Bintang bergerak cepat menyerang pertahanan unsur air yang dibuat oleh Terara, tak kurang dari itu penyerangan dilanjutkan dengan sebuah tinju yang Bintang arahkan ke lengan kanan lawan. Terara mundur beberapa langkah, sambil melonggarkan kuda-kudanya. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Terara menyerah atas Bintang. Terara cukup cermat dan menyadari kelemahan yang dimiliki, terlebih kini Bintang mengetahui hal tersebut.
Latih tanding antar Istana tidak selesai sampai disitu, Bintang kembali harus meladeni lawan keduanya. Prajurit Istana bernama Suralaga, berusia 15 tahun, dan berkasta perunggu tingkat 4. Bintang berdiri dengan tenang, sambil mengamati lawan dengan seksama. Lawan mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu, ia melontarkan tinju ke dada Bintang.
Tak tinggal diam, Bintang mengalirkan tenaga dalam ke sendi-sendi kaki, pinggang, dan bahu. Beberapa saat kemudian otot-otot mengencang, dan merasa badannya teraliri tenaga dalam dengan baik. Sejurus kemudian membalas pukulan dari Suralaga, tiga tinju beruntun menghantam Suralaga dengan cepat. Bintang berdiri dengan tenang, adapun lawannya terjatuh tak sadarkan diri.
Para penonton bersorak, dalam pandangan penonton pukulan Bintang terlihat sekali. Hakikatnya pukulan tersebut tiga tinju yang begitu cepat, saking cepatnya pukulan yang dilancarkan Bintang hanya terlihat satu kali. Para penonton masih kebingungan dengan kekuatan Bintang, namun ada rasa kagum kepada anak muda asal Dusun Peledang Paus tersebut.
Siapapun lawan yang menghadapi Bintang, roboh dengan tiga pukulan cepat yang dimiliki. Panglima Segantang teman se-perjalanan Bintang hanya terdiam, dan heran dengan kekuatan yang dimiliki  Bintang. Tak disangka kekuatan Sang Lamafa Muda dari Dusun Peledang Paus begitu luar biasa, bahkan senjata Tempuling Raja Naga yang dimiliki Bintang, menghadirkan tanda tanya besar bagi sebagian orang.
Perjalanan Bintang Tenggara menuju Pulau Dewa masih berlanjut, akan lebih banyak petualangan yang seru dan mendebarkan, siapapun bisa menyimak disini.
Cerita Legenda Lamafa merupakan karya Pendekar Bayang, mengusung genre fantasi khas Indonesia. Pandangan pribadi saya, karya ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda. Hingga pada akhirnya, Indonesia memiliki cerita fantasi yang akan perkembangan imajinasi generasi mendatang.
Tak hanya itu, hal yang menjadi menarik dalam legenda ini. Penulis menghadirkan sentuhan lokal Indonesia, baik dalam bahasa maupun setting geografis. Bahkan asumsi saya, Pendekar Bayang bekerja begitu keras dalam pembuatan plot yang tidak biasa. Sehingga menghadirkan cerita yang dinamis, dari setiap chapter yang ia submit di ceritera.net.
Ceritera.net merupakan sebuah website yang menyajikan berbagai cerita dari berbagai genre, mulai dari fantasi, drama, sejarah hingga horor. Cerita yang dihadirkan website ini, dirancang sebagai cerita bersambung dan terbit dengan jadwal tertentu. Hal yang menarik bagi saya, dalam ceritera.net para pembaca dapat memberikan saran kepada penulis, bagaimana plot cerita yang selanjutnya.
Bahkan tak jarang, Pendekar Bayang selaku penulis memberikan kuis berhadiah dengan pertanyaan yang antik, bahkan menarik. Hadiah yang dihadirkan juga tak kalah seru, mulai dari pulsa ratusan ribu hingga pernak-pernik unik.