“Negara yang dapat memanusiakan manusia di dalam dan di luar negaranya, ialah negara yang dapat dikatakan maju pada saat ini. Kemajuan bukan tentang benda mati, namun tentang apa yang hidup”
Penggalan kalimat tersebut disampaikan oleh Ahyudin, pendiri sekaligus Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT). Walau perawakannya cukup berumur, namun ia berbicara cukup teratur. Tak kurang dari itu, ia ketenangan-nya menyampaikan materi, menandakan bahwa ia cukup handal juga berpengalaman.
Apa yang ada dalam benak kita tentang negara maju? Mungkin, kebanyakan dari kita berbicara tentang kemajuan, lebih sering miliki parameter akan benda mati, seperti teknologi, kekuatan militer, ekonomi, gedung pencakar langit dst.
Menarik memang melihat dari sudut pandang itu, namun ada hal yang lebih penting dari pada itu, dimana perspektif tersebut hanya kebanyakan. Marilah sejenak kita simpan perspektif itu, lalu bergeser sejenak untuk melihat sudut pandang yang lain tentang kemajuan sebuah negara.
Mari kita arahkan pandangan akan kemajuan sebuah negara dari perspektif kemanusiaan, ya, tentang kemanusiaan.
Isu kemanusiaan merupakan isu yang sangat dengan kehidupan kita, dimana pun isu ini akan tetap ada. Namun permasalahan nya, isu ini tidak dibahas dengan strategis dan serius, kalau pun ada isu ini hanya menjadi pelengkap pembahasan dalam acara-acara seremonial.
Sejujurnya penggalan kalimat di atas cukup membuat saya berfikir keras. Adakah negara yang berfikir tentang manusia? Lalu negara mana yang mampu memanusiakan manusia baik di dalam, maupun di luar negara nya? Cukup sulit saya menjawab pertanyaan ini.
Bersyukur saya mendapatkan kesempatan menemukan jawaban tersebut, jawaban tersebut saya dapatkan dalam acara “Ngobrol Kemanusiaan” yang diadakan Aksi Cepat Tanggap (ACT)mengusung tema Greatness Stars from Humanity. Dalam acara ini turut mengundang pada netizen, bloger, komunitas dan mitra ACT dari berbagai kota.
Lembaga kemanusiaan nasional ini, kini telah mengembangkan sayapnya pada kancah internasional. ACT pun telah mendapatkan pengakuan dari berbagai lembaga nasional dan internasional, yang cukup membanggakan ACT dimiliki oleh Indonesia.
Sepak terjang ACT kini tak hanya ruang lingkup nasional, namun juga pada tataran internasional, yang menyasar pada negara rawan konflik dan bencana seperti Suriah, Bangladesh, Nepal, Palestina hingga Somalia, dan masih banyak tempat lainnya.
Hal tersebut pun tak bisa dianggap main-main, karena para relawan harus bekerja keras menembus medan-medan berat, yang bukan tidak mungkin nyawa yang menjadi taruhan nya.