Dalam catatan sejarah Indonesia, bulan Ramadan adalah bulan perjuangan dalam mencapai kemerdekaan yang sejati akan sebuah bangsa. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa ini, tidak serta-merta diberikan secara gratis, pencapaian kemerdekaan tersebut harus dibayar dengan berbagai perjuangan pahlawan yang tidak kecil. Bahkan kemerdekaan yang kita rasakan hingga saat ini, adalah hasil dari pengorbanan nyawa para pahlawan.
Menariknya, kemerdekaan bangsa Indonesia yang diproklamasikan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945, jatuh pada bulan Ramadan. Bolehlah apabila saya katakan, bahwa bulan Ramadhan bagi bangsa ini adalah selain bulan perjuangan, juga sebagai bulan pembebasan dari belenggu penjajahan bangsa lain. Tentunya dengan segala pencapaian tersebut bangsa ini seharusnya bersyukur kehadirat Tuhan, dan berterima kasih kepada para pejuang bangsa.
Dalam skala yang lebih kecil, seperti diri kita sendiri saja. Bulan Ramadan tetap menjadi bulan perjuangan. Dimana bagi mereka yang beragama Islam, diharuskan berjuang untuk menahan lapar, haus dan nafsu hewani dari terbitnya fajar, hingga terbenamnya matahari. Perjuangan tersebut adalah, bentuk pengorbanan mencapai derajat manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Apabila berbicara soal perjuangan di bulan Ramadan, tidak hanya bangsa Indonesia saja yang memiliki cerita perjuangan yang panjang. Saya pun memiliki cerita tersendiri, dimana pada bulan Ramadan ini, saya harus berjuang mengorbankan jiwa dan raga, untuk menyelesaikan salah satu tugas akhir kampus di salah-satu LSM yang terletak di Jakarta Pusat.
Namun hal yang membedakan perjuangan bangsa Indonesia dan saya adalah, bangsa Indonesia berjuang meraih kemerdekaan dengan melawan para penjajah dengan berbagai cara. Adapun saya harus berjuang untuk merdeka dari tugas akhir tersebut, dengan melawan diri saya sendiri. Ya, melawan diri saya sendiri, tentunya dengan berbagai cara pula.
Namun kekalahan tersebut tidak bisa saya terima terus-menerus, sehingga menjadikan saya pecundang dihadapan diri sendiri. Oleh karenanya, bulan Ramadan ini saya berjuang untuk tidak tenggelam dalam kekalahan tersebut, perlahan tapi pasti dengan berbagai strategi, saya lancarkan sebuah perlawanan kepada diri. Harapan akan perjuangan untuk melawan diri tersebut, adalah penyelesaian tugas secara tuntas juga maksimal atas apa yang dibebankan kampus kepada saya.
Bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya memiliki Bunda yang terus memberikan untaian do’a terindah untuk setiap langkah hidup anaknya, termasuk kepada saya. Selain memberikan banyak do’a indah kepada saya, Bunda juga mengirimkan bala bantuan yang sangat berguna dan terasa benar manfaatnya. Bahkan apa yang dikirimkan oleh Bunda tersebut, memberikan kemudahan kepada saya akan pelbagai hal, salah satunya mengatasi kemalasan diri yang bisa dikatakan cukup parah.
Inilah cerita perjuangan saya di bulan Ramadan tahun ini, yang di bantu secara total dan penuh dedikasi tinggi oleh Smartfren Andromax M2Y 4G LTE.