[caption id="attachment_365521" align="aligncenter" width="490" caption="Dok Pri | Keindahan Tebing Kraton di Pagi Hari"][/caption]
Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi alam indah dan masih banyak menyimpan rahasia wisata yang perlu di gali lebih dalam. Bahkan, Indonesia walau termasuk sebagai negara yang masih berkembang akan tetapi pada kenyataannya menjadi perhatian dunia di bidang pariwisata.
Pariwisata adalah merupakan industri jasa yang mempunyai daya tarik yang sangat signifikan dan penting dalam pertumbuhan ekonomi global. Dengan adanya pariwisata, peluang kerja baru yang melibatkan masyarakat akan memberikan perkembangan yang sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itulah sebagian besar negara menjadikan sekto pariwisata sebagai sektor unggulan yang memberikan devisa dan penggerak ekonomi negara.
Perkembangan pariwisata di Indonesia bisa dikatakan sangat pesat. Setidaknya dalam 1 tahun turis yang menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata sekitar 8 juta turis, memang ini sangat jauh bila dibandingkan dengan negara tetangga kita, yaitu Malaysia, yang mampu menarik 24 juta turis setiap tahunnya. Tentunya kita patut merasa heran, mengapa dengan sumber daya alam yang luar biasa, kita hanya mampu mendatangkan wisatawan dalam jumlah yang bila dibandingkan dengan negara tetangga tidak mencapai separuhnya. Tentunya ada yang perlu dan harus dibenahi dalam hal ini oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Pasang surut menimpa kepariwisataan Indonesia seperti tragedi bom Bali tahun 2002, Hotel JW Marriott tahun 2003 dan masih banyak lagi yang mempengaruhi dunia kepariwisataan kita. Walaupun menyimpan luka dan mencoreng wajah kepariwisataan Indonesia, akan tetapi perlahan namun pasti sektor pariwisata cepat berbenah untuk memulihkan nama negara di mata dunia.
Embrio Wisata Lokal Pembangun Bangsa Bernama Desa
[caption id="attachment_365523" align="aligncenter" width="560" caption="Dok Pri | Bermacam caffe yang memungkinkan para wisatawan berwisata kuliner"]
Dewasa ini telah bermunculan desa-desa wisata di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Macam-macam promosi dan kegiatan yang di tawarkan oleh desa wisata tersebut, seperti, pemandangan alam yang asri, kegiatan bertani hingga memanen sayuran dan buah.
Desa wisata yang cukup terkenal di daerah Jawa Barat adalah Desa Wisata Pasanggrahan (Purwakarta), Desa Wisata Wangun Harja (Subang) dan Desa Wisata Ciburial (Kab. Bandung). Desa-desa inilah yang menjadi salah satu dari banyak pilihan oleh masyarakat.
Akan tetapi yang harus banyak diperhatikan adalah bagaimana destinasi wisata ini mampu menjadi destinasi yang layak untuk di kunjungi oleh wisatawan, apalagi untuk ukuran sebuah desa, yang ruang lingkupnya lebih kecil dibandingkan dengan kota.
Walaupun dikatakan orang Bandung, sejujurnya saya kurang paham keseluruhan daerah wisata yang berada di Bandung. Akan tetapi bila disodorkan dengan destinasi wisata, Desa Ciburial yang kini disebut dengan desa wisata, dengan yakin saya mengatakan “saya tahu tempat itu”.
[caption id="attachment_365524" align="aligncenter" width="560" caption="Dok Pri | Taman Hutan Raya dan Petunjuk Arah Desa Wisata Ciburial"]
Pertanyaan pertama yang hinggap dalam benak saya, ada apa memang di desa ini? Hingga di sebut desa wisata, belakangan saya tahu mengapa Desa Ciburial disebut sebagai Desa Wisata, karena ada beberapa destinasi wisata yang memang sudah ada sejak lama seperti Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda, Selasar Sunaryo, Sanggar Luhur dan Caffe yang cukup terkenal yaitu The Valley. Kemudian hadir destinasi baru yang menjadi banyak perbincangan akhir-akhir ini adalah Tebing Keraton dan beberapa Caffe baru yang hadir di desa ini.
Di Desa Wisata Ciburial juga kita akan menemukan tempat seni dan budaya yang lebih dikenal dengan Komunitas Hong, yang dimana komunitas ini memperkenalkan kembali dan melestarikan permainan-permainan tradisional Jawa Barat. Seperti gatrik, karinding, engrang dan masih banyak lagi.
Kemudian di Desa Wisata Ciburial juga kita dapat menemukan peternakan lebah madu yang di ternakkan oleh warga sekitar. Kita pun dapat membeli hasil olahan madu segar yang tentunya asli dan berkhasiat.
Tak lupa di desa ini ternyata memiliki pabrik tahu, dan tentunya kita bisa membeli tahu itu untuk oleh-oleh dibawa pulang yang berikan kepada teman dan sanak saudara. Kabarnya tahu ini lebih enak kalau dimakan saat masih panas dari tunggu pembakaran pabrik. Selain itu apabila kita datang lebih pagi sekitar pukul 8 pagi, kita bisa menikmati segarnya susu keledai yang masih hangat.
Desa ini terletak di ketinggian sekitar 750-1200 mdpl, yang menjadikan udara khas pedesaan tetap hadir. Suasana asri dan dingin pun akan kita dapatkan bila pagi hari datang. Suasana asri itu dilengkapi dengan hamparan pepohonan hijau yang dimana ujungnya kita hanya akan melihat pepohonan rimbun yang masih di jaga oleh warga sekitar.
Dan masih banyak lagi cerita tentang Desa Wisata Ciburial ini, salah satunya adalah dimana ada salah seorang warga yang di culik UFO, dan itu cerita yang sangat santer dan terdengar hingga ke telinga saya. Penasaran? Coba mampir.
[caption id="attachment_365525" align="aligncenter" width="377" caption="Dok Pri | Penampakan Jalan Menuju Tebing Kraton Yang Kurang Layak"]
Tapi sayangnya, dengan potensi yang dimiliki Desa Wisata Ciburial, akses jalan menuju beberapa tempat wisata sangatlah memprihatikan, apalagi menuju kawasan wisata Tebing Kraton dan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Tentunya ini menjadi hal yang sangat disayangkan, padahal apabila Desa Wisata Ciburial bila dikelola baik oleh rasa gotong royong warga, pemerintahan desa dan pemerintahan Kab. Bandung tentunya akan memberikan kenyaman dan nilai lebih dalam mempromisikan Indonesia.
Hal ini pun harus diperhatikan kelayakannya oleh Kementrian Perariwisata dan Ekonomi Kreatif agar tempat-tempat seperti Desa Wisata Ciburial di evaluasi dari berbagai sisi, agar mampu memberikan hasil maksimal dan mempunyai standar layak dalam ketegori destinasi wisata.
Harapan Kepada Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Ada banyak faktor yang sangat menentukan dalam penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan. Kepariwisataan adalah kegiatan yang melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karenanya sangat diperlukan pengembangan dari seluruh aspek itu.
Bila merujuk kepada Undang-undang tentang Pariwisata No.9 tahun 1990, setidaknya ada 3 hal pokok yang harus ada dalam kegiatan pariwisata. Yaitu, pertama, obyek wisata, kedua, sarana wisata, ketiga, jasa pariwisata.
Dari ketiga pokok itu, hal yang paling menjadi sorotan dari para wisatawan adalah yang kedua, yaitu, sarana pariwisata. Terutama tentang akses (jalan) menuju lokasi wisata. Hal ini menjadi sorotan karena jalan adalah yang dirasakan langsung oleh para wisatawan.
[caption id="attachment_365526" align="aligncenter" width="560" caption="Dok Pri | Keindahan Alam Dilihat Dari Kampung Cikurutug dan Tebing Kraton"]
Oleh karena itu, harapan yang sangat saya ingin sampaikan kepada Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah setiap tempat yang memiliki potensi wisata yang tinggi di kunjungi wisatawan memiliki akses jalan yang baik, karena pada kenyataannya masih banyak destinasi wisata yang luar biasa berpotensi tidak memiliki akses jalan yang baik, seperti, Tebing Kraton di Desa Wisata Ciburial.
Saya meyakini bahwa kondisi ini tidak hanya ada di Desa Wisata Ciburial yang memiliki potensi, tapi juga masih banyak tempat yang sangat berpotensi, akan tetapi terbatasi oleh akses jalan yang kurang baik atau bahkan sangat kekurangan. Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah yang harus secepatnya ditanggapi oleh Kemerntrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Karena bila akses jalan membaik bahkan layak, hal ini akan menjadikan perkembangan ekonomi yang akan menjadikan negara Indonesia maju dan pandang oleh mata dunia.
Memberikan Pendidikan Kepada Masyarakat Tentang Tujuan Penyelenggaraan Kepariwisataan
Hal yang juga penting di lakukan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah tentang tujuan penyelenggaraan kepariwisataan. Karena hal ini bisa jadi tidak diketahui oleh masyarakat luas, khususnya kepada masyarakat yang tinggal dekat dengan destinasi wisata.
Setidaknya ada lima point tentang tujuan penyelenggaraan kepariwisataan. Pertama, memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata. Kedua, memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa. Ketiga, memperluas dan meratakan kesempatan usaha dan lapangan kerja. Keempat, meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka mengingkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Kelima, mendorong pendayagunaan produksi nasional.
Dan kelima point itulah yang perlu diperhatikan dan dikaji bersama, baik oleh masyarakat, pengelola destinasi wisata, pemerintahan setempat baik desa maupun kota dan juga peran penting Kementrian Pariswisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Agar setiap lini kepariwisataan yang berada di Indonesia mampu untuk bersaing di kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H