Mohon tunggu...
Fawwaz Jae
Fawwaz Jae Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

Social, politic, economic enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moneterisme Milton Friedman 101

11 Desember 2023   16:13 Diperbarui: 11 Desember 2023   23:57 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Relevansi Pemikiran Milton Friedman

Pemikiran Friedman akan lebih efektif diterapkan pada negara maju yang masyarakatnya sudah memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang pengelolaan keuangan karena pemikiran Friedman mengasumsikan konsumsi harus dilakukan secara produktif untuk mencapai keseimbangan jangka panjang. Namun, tidak dipungkiri pula pemikiran Friedman relevan pada negara berkembang pada beberapa keadaan. Salah satu contoh relevansi pemikiran Milton Friedman menemui titik mulanya ketika terjadi krisis moneter 1998 di Indonesia. Kebijakan moneter adalah salah satu bagian dari paket kebijakan ekonomi yang diambil dalam rangka menyelesaikan krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Paket kebijakan ekonomi yang diterapkan di Indonesia secara garis besar tidak berbeda dengan yang diterapkan oleh negara-negara lain yang memperoleh bantuan IMF. IMF menawarkan satu paket kebijakan yang mereka sebut langkah-langkah yang bersifat segera (immediate efforts) dalam rangka mengembalikan kepercayaan. Contoh langkah yang sampai sekarang diterapkan oleh Indonesia adalah penerapan sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate). Hal ini relevan dengan dasar  pemikiran moneteris Friedman yang condong pada laissez faire Adam Smith. Walaupun saat ini Bank Indonesia memiliki kebijakan bauran yang memungkinkan Bank Sentral melakukan intervensi dalam pasar valas jika dibutuhkan, hal ini tetap relevan dengan pandangan monetaris Friedman yang memang sedari awal menolak kbentuk ebebasan atau intervensi penuh.

Sasaran akhir dari kebijakan moneter di Indonesia berupa sasaran tunggal yakni inflasi. Hal ini sejalan dengan prinsip satu target dalam kerangka inflation targeting dengan suku bunga sebagai sasaran operasional. Volatilitas nilai tukar juga merupakan salah satu tantangan utama bagi negara yang menerapkan inflation targeting. Sehubungan dengan volatilitas nilai tukar, Eichengreen (2002) dan Mishkin & Savastano (2001) menyatakan bahwa negara- negara yang baru tumbuh (emerging economies) merupakan small open economy yang sangat rentan terhadap shock baik di pasar barang maupun di pasar uang. Untuk itu, bank sentral dapat menetralisir perubahan nilai tukar dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar. Intervensi bank sentral dalam pasar valuta asing tersebut merupakan salah satu tanda suatu negara melakukan “Fear of Floating”. Pemberlakuan inflation targeting ini diharapkan dapat memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perekonomian Indonesia akibat krisis seiring dengan diterapkannya sistem nilai tukar mengambang di Indonesia. Hal ini sejalan dengan pemikiran Friedman yang mengutamakan fokus pada pengendalian moneter untuk mengontrol inflasi dibandingkan dengan fokus pada pengendalian fiskal. Bank Indonesia saat ini menerapkan penragetan inflasi yang fleksibel terintegrasi untuk menghadapi zaman yang penuh ketidakpastian. Penargetan inflasi yang fleksibel terintegrasi memungkinkan kerja sama antara moneter dan fiskal dalam menjaga nilai rupiah dan sistem keuangan. Semenjak ditetapkannya penargetan inflasi sebagai kerangka kebijakan moneter Indonesia, fokus moneter dalam pengendalian inflasi cukup efektif, kecuali pada saat-saat terjadi inflasi yang dikarenakan oleh shock commodity (cosh push inflation). Ini juga membuktikan salah satu kekurangan dari pemikiran Friedman, yaitu kurang bisa mengatasi gejolak ekonomi yang diakibatkan oleh gejolak pada sisi supply

Apabila melihat relevansinya dengan masa sekarang, pemikiran Friedman akan lebih efektif diterapkan di negara maju dimana masyarakatnya sudah memilki pengetahuan tentang pengelolaan keuangan  (karena Friedman memberlakukan hipotesis pendapatan permanen). Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa negara berkembang juga dapat mengadopsi pemikiran Friedman pada suatu kondisi tertentu. Contoh langkah yang sampai sekarang diterapkan oleh Indonesia adalah penerapan sistem nilai tukar mengambang (yang terkebdali) yang merupakan sistem terbaik untuk perekonomian Indonesia dengan kerangka kebijakan moneternya yang berupa penargetan inflasi yang fleksibel terintegrasi. Penerapan kerangka ini akan meminimalkan dampak dari trilemma kebijakan (impossible trinity)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun