Mohon tunggu...
Fawaz Muhammad Ihsan
Fawaz Muhammad Ihsan Mohon Tunggu... Penulis - 19 Tahun

jangan sampai lah ide kalah dengan blokade

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gagal Beasiswa Bukanlah Alasan untuk Jadi Pemalas

2 November 2021   22:21 Diperbarui: 2 November 2021   22:38 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini aku dedikasikan untuk setiap orang yang gagal mendapatkan beasiswa dan merasa punya legitimasi untuk menjadi pemalas dengan alasan tersebut. Teman-teman pencari beasiswa, aku selalu berusaha untuk memahami bahwa kita semua sangat menginginkan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa. 

Beasiswa diharapkan dapat ikut meringankan biaya kuliah yang semula ditanggung oleh keluarga. Namun, kadang, kita mempunyai persepsi bahwa hanya jika kita mendapatkan beasiswa, kita punya tanggung jawab untuk serius di dalam menjalani perkuliahan. Definisi serius di sini dapat didefinisikan dengan melihat, membaca dan memahami berbagai poin yang menjadi syarat jika ingin mendapatkan beasiswa.

Entah itu kewajiban untuk memiliki grafik IPK yang tidak menurun, ikut berpartisipasi di dalam perlombaan, ataupun kewajiban untuk menghafalkan surat di dalam kitab suci. Seluruh persyaratan itu, menurutku, dapat menjadi definisi untuk kalimat "serius menjalani perkuliahan." 

Syarat-syarat tersebut seakan menjadi nilai tukar yang sepadan bagi pemberi beasiswa terhadap uang maupun pengaruh yang ditawarkan kepada setiap penerima beasiswa. 

Selain itu, dipenuhinya syarat-syarat tersebut dapat menjadi bukti bahwa pemberi beasiswa benar-benar telah memilih orang yang tepat untuk mendapatkan bantuan dari mereka. Sebab apabila penerima beasiswa tidak memenuhi syarat tersebut, maka patutlah mereka mendapatkan kecurigaan dari publik karena ke-tidak-jelas-an syarat penerimaan beasiswa yang seharusnya mereka perhatikan.

Sebelum membahas lebih jauh alasan mengapa kita tidak boleh menjadi pemalas jika gagal mendapatkan beasiswa, aku ingin sedikit bercerita terkait keresahanku, khususnya saat membaca persyaratan di banyak flyer penawaran beasiswa. Hal yang paling membuatku putus asa ketika membaca flyer tersebut adalah adanya poin "berasal dari keluarga tidak mampu yang dibuktikan oleh surat keterangan tidak mampu". 

Bersyukurlah kalian yang berasal dari keluarga tidak mampu. Mengapa demikian? Alasannya adalah karena kalian memiliki syarat yang sama sekali tidak bisa aku penuhi.

Mungkin dapat dikatakan bahwa saat ini, menjadi tidak mampu lebih baik daripada hidup pas-pasan. Kalian boleh memvonis diriku sebagai orang yang tidak bersyukur karena telah menyatakan pendapat tersebut, namun aku tidak peduli. 

Pernyataan tersebut bukan hanya berasal dari diriku sendiri melainkan juga berasal dari teman-teman yang memiliki nasib yang sama, hidup di dalam keluarga yang pas-pasan. 

Menurutku, hidup pas-pasan itu sama sulitnya dengan hidup dengan status yang tidak mampu. Bahkan lebih daripada itu, hidup pas-pasan lebih sulit daripada hidup dalam status yang tidak mampu. Tidak perlu panjang lebar, kita lihat contoh kecilnya saja. 

Pernahkah kamu melihat salah satu syarat dalam beasiswa yang menyatakan bahwa calon penerima beasiswa harus berasal dari kalangan masyarakat yang pas-pasan? Jawabannya tentu tidak. Kesempatan mendapatkan beasiswa lebih banyak dimiliki oleh kalangan tidak mampu dibandingkan dengan kalangan yang hidup pas-pasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun