Mohon tunggu...
Fawaz Muhammad Ihsan
Fawaz Muhammad Ihsan Mohon Tunggu... Penulis - 19 Tahun

jangan sampai lah ide kalah dengan blokade

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuhan, Kau Ini Bagaimana?

9 Mei 2019   16:12 Diperbarui: 9 Mei 2019   16:43 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

09/05/2019 15.42

Cuaca hari ini cukup mendukung bagi mereka yang tengah berpuasa. Aku berjalan menyusuri daerah tempat tinggalku. Siang yang cukup bersahabat karena bersuhu dingin dan diselimuti angin. Beberapa langkah sebelum sampai di rumah, aku mendengar suara kunyahan manusia. 

Bukankah ini bulan puasa? Hmm.. Suara itu berasal dari sebuah warteg yang menggantung di pintunya kata "TUTUP" Bukankah warteg itu tutup? Hmm.. Kuberanikan diri untuk masuk kedalam. 

Beruntung jantung ini terhalang rusuk dan lapisan daging, karena jika tidak maka akan copot dan jatuh keatas lantai dengan cucuran darah dan mungkin akan tercatat sebagai kematian yang paling aneh dan menggelikan di muka bumi. 

Yang kulihat adalah sekitar puluhan manusia telanjang berpeci tanpa kelamin dengan otot yang sangat kuat, maaf, sangat-sangat kuat. Menjijikan rasanya mendengar suara kunyahan itu, juga membuat perut ini semakin bersuara, dan juga lidah yang semakin meneteskan tanda kelaparannya. Aku amati mereka semua. 

Pandanganku tidak salah, mereka telanjang dengan kondisi tubuh yang lengkap kecuali alat kelamin. Mereka memandangku sambil berkata "Mari mas, makan." tatapan mereka sungguh sangat bersahabat. Namun mulutku, entah dalam kendali siapa menjawab "Goblok! Setan!" dan entah siapa pula yang mengendalikan kaki ini yang mengakibatkan ia berlari kencang keluar dari tempat itu.

Adzan dzuhur berkumandang, akupun lekas bergegas menuju tempat ibadah. 

Setelah menunaikan sholat, entah bagaimana mulutku tiba-tiba berkata :

"Tuhan, Kau ini bagaimana?" 

Goblok! apa yang mulutku lakukan diluar kekuasaanku. Lalu terdengar suara merdu serak berwibawa entah darimana.

"Apa?"

Goblok! suara apa pula itu. Lalu percakapan tanpa kekuasaan diriku pun tergelar.

"Kau putuskan bahwa di bulan ini setan dibelenggu. Kau ini bagaimana?"

"Memang, setan tengah dibelenggu."

"Lalu siapa mereka yang aku lihat tadi?"

"Mereka hamba-hambaku. Sama sepertimu."

"Bukankah setan dibelenggu?"

"Ya, mereka tengah dibelenggu."

"Goblok! mereka makan siang di bulan puasa!"

"Lantas kenapa?"

"Goblok! Kau bilang setan tengah dibelenggu!"

"Ya, mereka tengah dibelenggu."

"Goblok! Mereka tidak menahan laparnya! Itu pasti hasil godaan setan. Tuhan, Kau ini bagaimana? "

"Godaan itu minal jinnati wannaas"

"Goblok! Jadi di bulan suci ini keburukan masih bisa terjadi?"

"Qum!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun