Mohon tunggu...
Fawaizzah Watie
Fawaizzah Watie Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan. Duapuluhan. \r\n\r\n\r\nhttp://fawaizzah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Balik Ketegaranku, Aku Rapuh |Tamat|

27 Juli 2010   04:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:34 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Santi….Nak!" "Ibu?!" aku masih mengira kalau aku sedang mimpi. "Iya Nak, ini Ibu!" tatapan matanya yang teduh kembali kutemui. Aku segera bangkit dari tidurku.

Ibu yang dulu pernah kusayangi, tempatku bermanja dan sering kubuat jengkel itu kini ada dihadapanku. Tepat semalam sebelum acara pernikahanku. Aku menghambur memeluknya, Aku peluk tubuh wanita yang nampak ringkih itu begitu eratnya. Aku sangat merindukannya. Rindu sekali. Kucium aroma tubuhnya. Masih sama.

"Ibu….ibu… kenapa baru datang? Aku kangen sekali Ibu!" aku tak mampu lagi menahan segala air mata yang selama ini kubendung. "Maafkan Ibu Nak, Ibu tidak terlambatkan?" tanyanya dengan mata berurai embun berasa. "Tidak, tidak terlambat Bu, Aku tak percaya Ibu akan datang!" "Maafkan semua kesalahanku Nak, aku ingin kembali menjadi Ibu yang baik. Aku rindu sekali dengan anak-anakku, aku rindu denganmu!" "Ibu, maafmu telah kuterima sejak dulu! Maafkan aku juga Ibu! Aku telah durhaka padamu!" "Tidak Nak, kau tak pernah durhaka. Ini semua kesalahan Ibu. Ibu khilaf!"

Dan malam ini, semalam sebelum pernikahanku. Untuk pertama kalinya setelah hampir 6 tahun aku tak mencium aroma nafas dan tubuhnya, kini aku memeluknya erat sekali dalam tidurku.

Tuhan….. Terima kasih telah Kau lengkapkan kebahagiaanku

Catatan penulis :

  • Cerbung "Di Balik Ketegaranku, Aku Rapuh" ditulis sebagai kado pernikahan salah seorang sahabat, yang di dalamnya sebagai pemeran utama.
  • Di Balik Ketegaranku, Aku Rapuh 1 sampai  Di Balik Ketegaranku, Aku Rapuh 4 adalah kisah nyata yang benang merah cerita diambil dari sebagian lembar kisahnya yang beradu dengan kreatifitas penulis yang masih amatiran.
  • Di Balik Ketegaranku, Aku Rapuh (Tamat) adalah kisah fiktif sebagai doa sekaligus harapan untuk kebahagian sang Sahabat.
  • Mohon doa untuk para pembaca, semoga Ibu dari sahabatku segera dibukakan pintu hatinya dan mau segera berkumpul bersama anak-anak yang sedang merindukannya.
  • Terima kasih telah mengikuti tulisan ini hingga usai.
  • Sumber gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun