Mohon tunggu...
Fawaizzah Watie
Fawaizzah Watie Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan. Duapuluhan. \r\n\r\n\r\nhttp://fawaizzah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

21 Tahun di 4 Juli 2010

4 Juli 2010   04:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:06 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terdengar ketukan pintu tiga kali Tak terdapat tangan besar menyeret ke kamar mandi Tak terasakan tubuh basah oleh siraman dingin air dalam bak mandi Tak terlihat botol minuman berwarna hijau berbungkus koran bekas Tak ada blizt kamera yang menyilau mata yang tengah terpejam Seperti tahun lalu

Tak ada lilin dan tak ada kue berhias stroberi Tak ada balón dan tak ada badut mnyerupai sapi Tak ada kecupan dan pelukan

Hanya ada bunyi lirih yang mengalun lembut Yang membuat detak nadi semakin cepat Hening kembali memuncak tatkala bunyi kembali sunyi Hamparan selimut malam terlihat bening penuh bintang Air wudhu mengalir mambasuh setiap celah tubuh yang mengering Dingin meresap ke tulang-tulang pipi Namun ada kehangatan merayap ke sela-sela kalbu yang terdiam

4 Juli Hanya kupenuhi dengan sujud syukur dan harap Di atas sajadah hijau yang membantang Dan mukena putih yang menjulang

Ucap syukurku atas kedermawanan-MU ya Illahi Rabbi Atas kepercayaan-MU menitipkan raga dan jiwaku padaku Menitipkanku pada keluarga Ibuku Menitipiku sanak saudara yang tak ambigu Menitipiku sahabat-sahabat yang lucu dan seru Memberiku hidup yang tak susah namun juga tak mudah Membuatku belajar menentukan arah

Doa Ibu memenuhi malam sampai fajar Siang pun masih ada sisa basah diujung bibir yang tak lagi merah Doa dan harap sahabat memenuhi dinding-dinding langit cerah Berharap malaikat pun ikut mengangkat telapak mengamini

a

Terima kasih yang tiada tepi kepada sahabat-sahabat semua atas segala ucapan dan doa yang telah di sematkan dalam dinding-dinding hati yang tak berpenghujung. Doamu adalah lentera hidupku menapaki kegelapan dunia oleh cahaya-cahaya kekeliruan. Doamu adalah cahaya sekoci dalam kapal kehidupanku Doamu adalah senjataku berjuang melawan rasa benci [caption id="attachment_184591" align="aligncenter" width="300" caption="http://33barefootlane.files.wordpress.com/2010/02/candle-lit-walk-21.jpg"][/caption]

Tiada kata yang mampu mewakili bahagiaku atas apa yang engkau berikan sahabat, hanya titik embun di sudut-sudut mata. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku dalam perjalanan mencari cinta-Nya

a

Surabaya, 04072010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun