Mohon tunggu...
Fawaid Afif
Fawaid Afif Mohon Tunggu... -

Hanya ingin berbagi pengetahuan dan informasi

Selanjutnya

Tutup

Money

Gerakan Kenal Koperasi (GeraK Ki)

16 Maret 2013   06:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:41 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13634143002089169456

KOPERASI pernah mengalami kejayaan..... Koperasi pernah meraih sejuta prestasi..... Koperasi pernah menghidupi ratusan bahkan jutaan masyarakat.... Koperasi pernah mensejahterakan banyak kaum di negeri ini.... Namun sekarang itu semua hanyalah kenangan sejarah masa lampau. Sebuah ukiran sejarah yang entah kapan akan terulang kembali. Hari ini kah? Besok kah? Bulan depan kah? Tahun depan kah? atau tidak akan kembali untuk selamanya. Bung Hatta (bapak koperasi Indonesia) pernah mengingatkan bangsa bahwa sistem ekonomi yang paling baik di terapkan di negeri ini adalah koperasi. Tidak salah memang. Koperasi selama ini (jika di kelola dengan jujur dan baik) telah terbukti manjur mensejahterakan masyarakat. Dengan jargon jagoan gotong royong dan kebersamaan pelan tapi pasti koperasi telah di terima dengan baik oleh masyarakat. Bahkan Bung Hatta tidak tangggung-tanggung mengatakan kalau koperasi adalah soko guru perekonomian bangsa. Posisi pemerintah kini telah membuat kementerian koperasi dan UMKM demi menjadi ayah koperasi-koperasi yang telah dan akan berdiri. Pertanyaan kemudia adalah? apa sebenarnya fungsi kementerian ini? Sepanjang pengetahuan yang membahas koperasi, keberadaan kementerian tidaklah begitu urgent untuk perkembangan koperasi di suatu negara. Ambil contoh beberapa negara kapitalis liberal seperti AS, Jerman, dan Belanda tidak memiliki UU dan Menteri Koperasi namun mampu mengembangkan koperasi dengan baik dan berprestasi internasional. Tapi ini bukan berarti kementerian koperasi dan UU koperasi harus di hapus namun ini adalah sebuah sinyal untuk secepatnya menrevitalisasi peran kementerian. Perlu pendalaman lagi tentang posisi dan kewenangan pemerintah dalam menciptakan, mengembangkan dan menguatkan posisi koperasi itu sendiri. Sebagai pemangku kebijakan diharapkan pemerintah menjadi mediator saja dan tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi koperasi-koperasi yang ada. Koperasi dan Anak Muda Salah satu penghambat berkembangnya koperasi di negeri ini adalah kurangnya minat anak muda (red: pemuda) untuk berkoperasi.  Koperasi telah jauh tertinggal dengan kewirausahaan yang terus menerus di slogankan. Seperti lagi koma, seperti itulah gambaran minat kaum muda terhadap koperasi. Koperasi telah ketinggalan jaman. Bahkan berbagai lembaga-lembaga kepemudaan koperasi seperti jalan di tempat bahkan ada yang hanya tinggal nama. Belum lagi di kenal kembali oleh kaum muda, nama koperasi negeri ini kembali tercoreng dengan kasus penipuan oleh "pemilik" koperasi langit biru. Entah apa yang salah namun kata penggunaan pemilik yang individu sudah membuktikan koperasi langit biru ini telah mencederai dunia perkoperasian di negeri ini. Sejarah juga mencatat bahwa pada zamannya koperasi juga sering di jadikan alat politik. Anak muda sebagai generasi bangsa adalah ujung tombak yang paling ampuh untuk menghidupkan kembali jiwa koperasi. Polesan kewirausahaan yang di masukkan ke dalam dunia koperasi sejauh ini sedikitnya mengangkat kembali koperasi kepemudaan. Hal ini bisa di lihat pada keberadaan koperasi mahasiswa di berbagai kampus. Dan tidak ketinggalan koperasi mahasiswa Universitas Hasanuddin yang telah lama mensosialisasikan kewirausahaan sebagai jargon jagoannya. Seharusnya (inginnya) konsep ini yang mengikat mahasiswa (red: pemuda) untuk bisa memahami koperasi lebih jauh lagi malah menjadi boomerang bagi anggota. Konsep dan implementasi kewirausaahan yang semakin dalam telah sukses menenggelamkan pemahaman tentang koperasi (gotong royong dan kebersamaan). Sikap saling bantu, saling kerja, saling memahami dan sebagainya tidak lagi terlihat. Individualitis dan kepentingan pribadi terlihat lebih menonjol di koperasi-koperasi kepemudaan karena jiwa kewirausahaan kapitalis yang terjadi tidak mampu di bentengi oleh nilai-nilai koperasi. Koperasi Mahasiswa dan Konsep Kesejahteraan Apa itu koperasi mahasiswa? Apa-apa saja kegiatan di koperasi mahasiswa? lantas bagaimana bisa koperasi mahasiswa bisa mengimplementasikan konsep kesejahteraan buat mahasiswa? Inilah gambaran umum mahasiswa tentang perkenalan awal dengan koperasi mahasiswa. Hal ini pun bisa menjadi cambuk buat pengurus koperasi mahasiswa. Koperasi mahasiswa adalah salah satu lembaga kepemudaan yang bergerak di bidang koperasi. Kopma, singkatan umum koperasi mahasiswa, tersebar hampir di seluruh kampus/ universitas negeri dan swasta. Terkhusus di Sulawesi Selatan santer hanya tiga kopma yang masih eksis atau beraktivitas yakni kopma Universitas Hasanuddin, Kopma Universitas Negeri Makassar, dan Kopma Universitas Islam Negeri Alaudin. Sebagai lembaga koperasi maka kopma pun bergerak di bidang bisnis yang berorientasi kepada anggotanya (red: mahasiswa). Maka tak heran banyak kopma-kopma memiliki inti bisnis di layanan konsumtif atau toko. Toko yang di miliki oleh kopma ini menyediakan barang-barang kebetuhan-kebutuhan sehari-hari anggotanya. Selain itu beberapa bisnis lainnya dapat berupa layanan foto coy dan print dan warung makan. Seiring berjalannya waktu, bisnis kopma ini banyak yang terpuruk. Persaingan bisnis bisa menjadi alasan utama. Toko-toko kopma kalah bersaing dengan mini market atau swalayan yang menyediakan variasi barang dan harga serta pelayanan yang baik. Begitupun dengan bisnis fotocopy, printing maupun warung makan. Walau sebenarnya kopma ini memiliki kekuataan pada anggotanya karena anggota sendirilah yang akan membeli atau memanfaatkan layanan di bisnis-bisnis kopma namun edukasi kepada anggota yang kurang membuat banyak kopma-kopma kesulitan mengembangkan usahanya. Maka dari itu  jangan pernah heran lagi kalau hari ini koperasi mahasiswa tidak lagi di minati oleh mahasiswa. Selain usaha yang tidak mampu bersaing, kopma juga dipandang tidak memiliki manfaat bagi mahasiswa untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Konsep kewirausahaan terus di sinyalkan oleh kopma. Hasilnya sangat baik. Ini terbukti kalau anggota-anggota kopma sekarang banyak yang berkecimpung di dunia bisnis pribadi maupun kelompok. Semakin banyaknya anggota kopma membuat usaha-usaha bisnis sendiri sebenarnya telah menjadi peluang untuk kopma sendiri untuk mentransformasi  atau mengkaji ulang pengertian kesejahteraan anggotanya. Teringat kata-kata "sebenarnya tidak harga barang yang mahal kalau kita mempunyai uang". Konsep kesejahteraan yang selama ini dipakai oleh kopma-kopma adalah menghadirkan barang-barang murah untuk anggota. Untuk itu perlu pemahaman lain selain itu yakni kopma mampu mensejahterakan anggotanya melalui pendidikan cara mendapatkan uang. Melalui kewirausahaan inilah kopma harus menumbuhkan semangat anggotanya untuk merubah mindset kesejahateraan ke arah kata-kata awal tadi. Meski harus berhati-hati pada nilai individualisme yang bisa saja masuk ke ranah pebisnis-bisnis muda kopma nantinya, kopma harus bisa segera merumuskan strategi-strategi yang jitu. Di Kopma Unhas sekarang telah direncakan project Kopma-Corporative yang di maksudkan untuk mengumpulkan semua pebisnis-bisnis muda kopma Unhas untuk menggabungkan diri sehingga terjadi kerja sama antar mereka di mana Kopma Unhas sebagai mediatornya. Konsep ini mungkin terkesan sederhana namun konsep ini di buat untuk melawan sikap individualisme yang bisa saja menyerang pebisnis muda kopma. Di harapkan konsep kesehjahteraan akan di raih bersama-sama walau dengan bisnis yang berbeda-beda. Project ini juga mendorong para anggota untuk mencari sejahtera versi mereka masing-masing. Gerakan Kenal Koperasi (GeraK Ki) Banyaknya ide dan konsep yang di buat tidak akan berjalan sukses jika pemahaman tentang koperasi yang didapatkan minim. Banyak program misal gerakan cinta koperasi. Namun teringat pepatah lama "tidak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta". Hal ini lah yang membuat tidak relevannya gerakan cinta koperasi padahal masyarakat khususnya pemuda belum paham benar tentang koperasi. Banyak anak muda sekarang menganggap koperasi hanyalah toko yang menyediakan barang, simpanan wajin, dan sisa hasil usaha. Padahal harapannya mereka lebih banyak medalami nilai koperasi di banding teknis berkoperasi. Gerakan Kenal Koperasi adalah project selanjutnya dari koperasi mahasiswa Universitas Hasanuddin* untuk bisa mengenalkan lebih jauh dan dalam tentang nilai-nilai koperasi seperti kerja sama, gotong royong dan adil. Hal ini dimaksudkan guna mewujudkan cita-cita bung Hatta yang ingin menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa. Bagaimana mau jadi guru, di kenal saja belum. Dengan project ini di harapkan mampu membangkitkan semangat berkoperasi dikalangan anak muda khususnya di Sulawesi Selatan. Semangat KOPERASI.. GERAK KI..... catatan: * project Gerak Ki ini baru di usulkan ke pengurus kopma UNHAS TB 2013. Sedangkan project Kopma-Corporative sudah di usulkan dan sudah di jalankan (semoga sesuai harapan). NB: semoga kampusiana memberikan rubrik khusus buat koperasi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun