Sriyatin, mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) 2019, memarkirkan motornya tepat pukul 06.00 WIB. Dia datang paling awal sebagai mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) 2022 STKIP PGRI Ponorogo. Berasal dari arah Barat kota Ponorogo, Terbis, Kismantoro, Wonogori, Sriyatin berangkat pukul 05.00 WIB meninggalkan rumah dan putrinya. Sriyatin akan mengikuti program KKNT di Desa Singgahan, Kecamatan Pulung.
Di bawah langit biru, di depan kantor dosen 'Kampus Literasi', mahasiswa angkatan 2018 dan 2019 mengikuti apel pemberangkatan KKNT 2022 (Senin, 24/1/2022). Mereka adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa Jawa, dan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.
Bertempat di Kecamatan Pulung, mahasiswa tersebut akan disebar ke delapan desa. Di antaranya, Desa Bekiring, Desa Banaran, Desa Wagir Kidul, Desa Munggung, Desa Karang Patihan, Desa Tegalrejo, Desa Pomahan, dan Desa Singgahan. Tertanggal 24 Januari sampai 19 Februari 2022.
"Konsep KKNT tahun ini memacu masyarakat desa Kecamatan Pulung untuk lebih mandiri dalam berkarya berbasis literasi," ungkap Ahmad Pramudiyanto, Ketua KKNT 2022 STKIP PGRI Ponorogo.
Selain itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat tersebut mengungkapkan literasi menjadi brand kampus sejak adanya program Sekolah Literasi Gratis (SLG) 2016. Pihaknya juga menekankan mahasiswa lebih kreatif dan produktif saat KKN, sehingga menghasilkan beberapa produk karya. Produk tersebut berupa berita, feature, dan video. Feature yang ditulis mahasiswa setiap kelompoknya diupayakan menjadi buku.
Secara terpisah, Sega Dwi Ayu Pradista, kelompok KKNT di desa Wagir Kidul memberikan bocoran program literasi yang akan dihelat. Pustakawan Kecil menjadi program unggulan. Sega dan kelompoknya akan membentuk komunitas baca di tingkat Sekolah Dasar. "Kami akan mengenalkan pentingnya membaca, menulis, dan hal-hal lain tentang dunia literasi kepada anak sejak di bangku Sekolah Dasar dengan cara memberikan bimbingan dan materi."
Program serupa, bakalan dilakukan Yeni Kartikasari dan kelompoknya. Mahasiswa yang mengabdikan diri di Desa Singgahan akan menggelar pelatihan jurnalistik dan menulis cerita, sekaligus mendirikan taman baca untuk masyarakat.
"Kebetulan, pelatihan jurnalistik permintaan dari Lurah Desa Singgahan," ungkap mahasiswa sekaligus warta kampus saat ditemui.
Pada kesempatan lain, Sutejo saat memberikan materi Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Literasi mengajak mahasiswa mengenali problem sosial membuka hati, rasa dan jiwa. Banyak hal yang dapat ditulis menjadi berita atau feature, lebih-lebih buku inspiratif.