Mohon tunggu...
Sri Wahyuni Saraswati
Sri Wahyuni Saraswati Mohon Tunggu... Dosen - Freelance Writer

Menulis itu Mengobati. Membaca itu menghidupkan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Djoko Saryono: Pentingnya Menyarangkan Ide

28 November 2016   16:27 Diperbarui: 26 Desember 2018   22:53 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ponorogo- Pakar literasi Djoko Saryono, mengatakan bahwa ide menulis itu datang kapan saja dan di mana saja. Kita harus bisa bisa memanfaatkan ide-ide yang ada dan segera mengolahnya menjadi tulisan karena jika tidak ide itu akan berpindah ke otak orang lain.

“Setiap ide itu punya kaki. Jika tidak cepat ditulis maka ia akan berjalan dan berpindah ke otak orang lain. Ide itu  seperti angin yang membara. Jika tidak segera kita sarangkan maka ia akan berjalan.” Ungkap Dosen yang kini menjabat sebagai Staf Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta.

Ide bisa berasal dari hal yang sederhana. Misalnya dari pengalaman hidup, pengalaman melihat, mendengar, dan mengamati. Ide yang sederhana akan menjadi tulisan yang luar biasa jika kita bisa mengolahnya dengan baik.

“Ide tidak harus hal yang besar. Ide yang besar belum tentu menjadi tulisan yang besar. Tetapi, ide kecil bisa menjadi besar jika kita bisa mengolahnya. Contohnya, Dr. Fuad Hasan. Disertasinya yang bejudul  Kita dan Kami, mampu menghantarkannya memperoleh gelar doktor.” Imbuhnya di tengah-tengah memberikan pengalaman motivatif di Ponorogo (27/11).

 Ada yang sangat menarik sebenarnya, yang dilakukan oleh Guru Besar Univesitas Malang ini. Yakni kebiasaannya menulis di mana pun dia berada. Misalnya saja kemarin ketika perjalanan ke Ponorogo beliau menuliskan beberapa puisi.

“Saya ke Ponorogo itu naik bus Cendana. Dalam perjalanan itu saya menulis beberapa puisi yang kemudian saya unggah difacebook saat itu juga. Jika teman-teman mau membaca silahkan buka  kronologi facebook saya.” Imbuh penulis kelahiran Madiun ini.

Beliau menulis, apa saja, di mana saja, dan kapan saja. Ada ide apapun ia catat agar ide itu tidak berpindah ke pikiran orang lain.

“Menulis, ya tulis saja. Tulis sesuai hasrat hati. Ketemu judul ya tulis judul. Ketemu uraian ya tulis uraian. Sarangkanlah, sangkarkanlah ide sebelum ide itu berpindah ke pikiran orang lain. Persilahkan ide menghuni rumah yang ada, yakni otak kita.” Pesan akhir Djoko Saryono setengah mewanti-wanti. *(Red/Sri)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun