Mohon tunggu...
FAUZUL IKFANINDIKA
FAUZUL IKFANINDIKA Mohon Tunggu... Guru - Redaktur

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuat Mental - 13 Things Mentally Strong People Don't Do

10 Februari 2025   00:44 Diperbarui: 10 Februari 2025   00:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak semua hal dalam hidup bisa kita kontrol, tapi reaksi kita atas setiap kejadian yang kita alami menentukan hidup kita di masa depan.

Assalamualaikum sahabat, kali ini saya akan membahas buku "13 Things Mentally Strong People Don't Do" karya Amy Morin. Buku ini membahas apa yang dilakukan oleh orang dengan mental yang kuat. Hidup mempunyai misterinya sendiri, ada masanya kita mengalami sebuah situasi yang berat dan berada di luar kendali. Meskipun demikian kita tetap punya kontrol bagaimana kita bereaksi dalam kondisi apapun, kita tetap masih punya pilihan bagaimana harus memberikan respon. Inilah yang membedakan orang dengan mental yang kuat dan tidak. Mereka tidak membiarkan situasi dan kondisi mengatur hidup yang mereka jalani, mereka adalah tuan bagi hidup mereka sendiri.
Kamu pun juga bisa begitu, kita semua bisa belajar bagaimana menjadi orang dengan mental yang kuat. Saya merangkumnya menjadi tiga hal penting dari buku ini
Pertama, jangan biarkan keadaan mengontrol hidupmu. Tidak ada orang yang kebal saat mengalami situasi yang sulit, entah misalnya muncul saat mengalami sakit, musibah dan sebagainya. Kamu mungkin saja mengalami momen berat dalam hidup. Kadang kejadian itu berada di luar kendali, tapi kamu tetap bisa menentukan apa respon atas kejadian tersebut. Salah satu tanda orang dengan mental yang kuat ialah mereka tidak mudah terjatuh ketika hidup terasa semakin berat, mereka tidak habiskan waktu mereka yang berharga hanya untuk meratapi nasib ketika menghadapi tantangan hidup yang berat. Apa yang mereka lakukan? Mereka mengubah momen mengasihani diri menjadi rasa syukur.
Ada contoh inspiratif dari seorang pelari jarak jauh Amerika Serikat bernama Marla Lee Runyan, Marla tidak hanya berlari dalam ajang New York maraton dalam waktu 2 jam tapi juga dia memegang gelar S2 dan merupakan penulis buku. Marla mencapai semuanya dalam kondisinya yang buta pada saat usianya 9 tahun. Dia didiagnosa menderita stargard disease, sebuah penyakit degeneratif yang mempengaruhi penglihatan. Walaupun penglihatannya telah menurun drastis Marla tidak kehilangan rasa cintanya untuk terus berlari dan akhirnya berhasil memenangkan berbagai medali bahkan berhasil mencetak rekor dunia pada tahun 1992 dan 1996 pada kejuaraan paralimpik. Kunci kesuksesannya berasal dari penolakannya untuk mengasihani diri sendiri terus-menerus, Marla menolak melihat penyakitnya sebagai disabilitas tapi dia justru memandangnya sebagai sebuah peluang untuk menjadi atlet kelas dunia.
Riset juga membuktikan Ketika seseorang mengembangkan rasa syukur maka hal ini akan membuat seseorang semakin kuat. Orang dengan mental yang kuat juga tidak membiarkan opini orang lain menentukan hidupnya. Dalam hidup kita pastinya mengalami berbagai penolakan, ketika ditolak bukan artinya diri kita tidak berharga. Mungkin saja orang itu tidak bisa melihat potensi di balik dirimu atau apa yang kamu kerjakan. Misalnya pada tahun 1956 seorang seniman Amerika Serikat bernama Andy Warhol menawarkan salah satu lukisannya ke New York Museum of Modern Art namun museum itu menolaknya dan tidak melihat potensi dari hasil karya seniman muda tersebut. Puluhan tahun kemudian Andy merupakan seniman sukses hingga akhirnya dia punya museum sendiri. Inilah yang dilakukan orang dengan mental yang kuat, mereka menolak memberikan orang lain kekuasaan untuk menentukan hidupnya.
Opra Winfrey merupakan contoh lain yang inspiratif, pada usianya 14 tahun Opra hamil namun anaknya meninggal. Tidak lama setelah dilahirkan dia juga dibesarkan dalam kemiskinan dan berulang kali mengalami kekerasan seksual sepanjang periode sulit dalam hidupnya. Opra seringkali dihina karena miskin namun dia tidak menghabiskan waktu mendengarkan apa yang orang lain katakan melainkan Opera berusaha dan bekerja keras hingga akhirnya menjadi pembawa acara yang sukses. Kedua perspektif dalam melihat kegagalan, apa pandangan kamu soal sukses? Mungkin kita terbiasa mendengar cerita dongeng dimana tiba-tiba muncul keajaiban yang bisa mengubah hidup kita secara drastis. Namun faktanya tidak semua orang bisa seberuntung itu. Banyak orang perlu menjalani jalan panjang yang penuh kegagalan hingga akhirnya dirinya mampu bertahan dan memandang sebuah kegagalan sebagai batu pijakan untuk sesuatu yang lebih besar.
Sebagai contoh seseorang yang secara konsisten berlatih selama 10 tahun tidak pernah berhenti walaupun menemui kegagalan terus-menerus biasanya memiliki keahlian yang jauh lebih baik daripada orang yang berbakat, dan setelah 20 tahun terus berkarya sorang yang kelihatannya tidak berbakat justru mungkin saja bisa mencapai standar dunia. Kegagalan harus dilihat sebagai bagian dari kesuksesan, namun tentu saja tidak ada orang yang senang gagal karena kebanyakan dari kita melihat kegagalan sebagai sesuatu yang memalukan. Kuncinya adalah belas kasih dan merubah cara kita melihat kegagalan.
Sebuah riset meneliti para siswa yang telah gagal dalam sebuah ujian, lalu diberikan kesempatan mengambil ujian itu lagi untuk memperbaiki nilainya. Hasilnya siswa yang punya belas kasihan yang lebih tinggi kepada dirinya sendiri memiliki nilai yang lebih tinggi di ujian kedua dibandingkan siswa yang tidak. Cara pandang inilah yang seharusnya kita gunakan ketika melihat kegagalan. Kita tidak melihat kegagalan sebagai sebuah akhir tapi sebagai sebuah titik untuk menjadi lebih baik di masa depan, sebuah titik untuk belajar dan sebuah titik untuk berkembang.
Tiga, perubahan hidup tidak terjadi dalam semalam. Sukses itu butuh waktu sama halnya seperti sebuah kupu-kupu yang harus melewati fase dari ulat menjadi kepompong, baru jadi kupu-kupu yang indah. Pencapaian dalam hidup juga butuh waktu apalagi jika hal tersebut merupakan sesuatu yang besar, namun sudut pandang ini sulit kita terima.
Enggak percaya? Apakah kamu pernah membuat resolusi ntah di tahun baru atau saat ulang tahun? Jika Iya, berapa lama kamu tetap memegang komitmen untuk terus melakukannya? Sebuah studi mencari tahu apakah seseorang sukses menepati resolusi tahun barunya atau tidak, 25% responden meninggalkan resolusi mereka setelah lebih dari 3 bulan. Kenapa? Mungkin alasan utamanya karena ekspektasi kita yang tidak realistis. Ketika kita tidak melihat kemajuan besar, kita merasa tidak ada gunanya lalu menyerah.
Jadi apa yang bisa kita lakukan? Mungkin ada beberapa tips yang menarik. Pertama, perubahan itu tidak mudah, kamu harus mulai menerima kalau jalan yang harus kamu tempuh dari posisi kamu saat ini hingga tujuan yang kamu inginkan itu gak mudah. Hal ini menjadi semakin penting apabila tujuan besar kamu mengharuskan kamu untuk menghentikan sebuah kebiasaan buruk. Kedua, jangan terpaku pada deadline yang ketat. Tentu saja penting untuk membuat tenggat waktu kapan kamu bisa mencapai tujuan yang kamu inginkan namun perlu kamu sadari hidup itu tidak 100% selalu berjalan sesuai rencana. Ketiga, hidupmu tidak seketika jadi luar biasa ketika kamu mencapai tujuan yang kamu harapkan, berhasil menurunkan berat badan secara signifikan mungkin saja idaman semua orang, tapi jangan juga berharap aspek lain terjadi dalam waktu yang bersamaan, misalnya pekerjaan baru yang lebih baik atau pacar baru. Ingat, hidup tidak berhenti ketika kamu berhasil mencapai tujuan yang kamu inginkan. Hidup itu seperti maraton, jadi kamu harus bisa terus bergerak dalam waktu yang lama.
Editor: Fauzul Ikfanindika

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun