Kebanyakan dari kita terbiasa overthinking karena overthinking memberikan ilusi kalau kita sedang melakukan sesuatu atas masalah yang kita hadapi sekarang.
Halo semuanya, kali ini saya akan bahas buku Stop Overthinking karya Nick Trenton.
Buku ini membahas kalau overthinking adalah musuh dari bahagia.
Overthinking sering kali menjadi alasan utama seseorang tidak bahagia. Ketika kita overthink, kita fokus pada hal negatif dan skenario terburuk yang pada akhirnya membawa kita pada kecemasan, stres dan bahkan depresi.
Anehnya, semakin sering kita overthink justru semakin sedikit yang bisa kita pahami, kita jadi semakin sulit untuk melihat sesuatu dengan jelas. Kecenderungan seseorang untuk overthinking biasanya dibentuk seiring waktu, dan tentu saja tidak bisa hilang dalam semalam.
Jadi cara satu satunya untuk berhenti overthinking adalah mulai menjalani hidup seutuhnya, berhenti meratapi masa lalu, cemas pada masa depan dan fokus pada momen ini. Ketika kita bisa hidup di saat ini, maka kemungkinan kecil kita akan overthink dan mulai merasakan kebahagiaan dan kepuasan hidup.
Saya merangkumnya menjadi 3 hal penting dari buku ini.
Pertama, kenapa kita over thinking?
Otak manusia begitu luar biasa. Kemampuan kita untuk berpikir merupakan sebuah anugerah. Kemampuan untuk refleksi diri, menganalisa dan menginterogasi proses berpikir merupakan satu satunya karakteristik manusia yang membedakannya dengan makhluk lain.
Pikiran bukanlah musuh, tapi ketika kita overthinking, kita justru melemahkan kemampuan otak. Berpikir berlebihan seringkali berujung pada kesusahan. Berpikir berlebihan, terkadang disebut kekhawatiran, kecemasan, stres atau obsesi. Terasa tidak enak dan merupakan lingkaran setan.