Pada hari sabtu tanggal 13 agustus 2022, mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 212 bersama kelompok RDS yang terdiri dari ibu-ibu milenial di Desa Baletbaru menggelar acara pembuatan batik ecoprint. Ecoprint sendiri memiliki pengertian yakni Eco yang berarti tanaman dan print berarti cetak, sehingga batik ecoprint ini dibuat dengan cara mencetak berbagai dedaunan pada selembar kain. Walaupun namanya "batik", batik ecoprint sendiri tidak dapat digolongkan sebagai kerajinan batik karena proses pembuatan batik dan ecoprint tergolong berbeda. Batik menggunakan malam, namun berbeda dengan ecoprint yang tidak menggunakan malam. Akan tetapi pada masyarakat awam, ecoprint masih digolongkan sebagai kerajinan batik, dikarenakan motifnya dan penmbuatannya yang mirip seperti batik cap. Kelebihan dari batik ecoprint sendiri dibandingkan dengan batik - batik tulis lainya yaitu sangat ramah lingkungan karena pewarnaan murni dan menggunakan bahan dari alam.
Mahasiswa KKN berkolaborasi dengan pak Khalid turut mendampingi ibu-ibu RDS dalam pembuatan batik ecoprint, pak Khalid juga mengatakan "bahwa motif batik ecoprint tidak harus kaku dan dapat dimodifikasi karena bentuk daun yang digunakan berbeda-beda, sehingga batik ini memiliki kesan eksklusif saat digunakan". Batik ecoprint ini dapat dibuat untuk bermacam-macam produk sandang seperti tas, kerudung, parka, baju, dan lain-lain.
Proses pembuatan batik ecoprint ini tergolong mudah. Langkah pertama kain dicuci dan dijemur hingga kering, setelah kering kain direndam dengan air tawas untuk mengunci warna pada kain agar tidak luntur, lalu kain dibentangkan kemudian di susun dedaunan hingga membentuk motif yang diinginkan, setelah itu dedaunan tersebut ditutupi oleh kain yang telah direndam air tawas dan ditutupi juga menggunakan plastik, selanjutnya kain digulung menggunakan selang dengan mempertahankan posisi daun yang telah disusun sebelumnya, Langkah terakhir kain diikat kencang dan dibungkus plastik kembali kemudian dikukus selama 2 jam dengan tujuan mengeluarkan warna dasar dari dedaunan. Setelah proses pengukusan selesai, kain dibuka dan dibersihkan dari sisa dedaunan yang menempel kemudian dijemur dibawah sinar matahari, untuk proses pembuatan batik ecoprint yang digunakan menggunakan teknik steaming atau pengukusan dikarenakan lebih mudah dan warna yang dihasilkan pada kain lebih muncul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H