Mohon tunggu...
Fauzul Mutmainah
Fauzul Mutmainah Mohon Tunggu... -

pshycology student UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Schizophrenia

2 Desember 2014   17:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:14 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Schizophrenia adalah penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan penyakit jiwa lainnya. Gangguan mental ini muncul dikarenakan disposisi genetic ataupun faktor lingkungan seperti stress, trauma ataupun pelecehan. Orang yang mengalami gangguan ini tidak mampu membedakan Antara suatu hal yang riil dan khayalan, tidak mampu mengendalikan emosi serta berpikir jernih pula.

Orang yang mengalami gangguan ini memandang realita jauh dari benar, kebingungan serta ketakutan dalam pikiran mereka akan mempengaruhi penilaian mereka sehingga berperilaku tidak sewajarnya. Skizofrenia  dapat menyerang pada awal usia remaja ataupun masa awal dewasa namun ada pula beberapa kasus schizophrenia pada anak.

Beberapa ahli mengklasifikasikan gangguan schizophrenia sesuai gejala yang dialami.

1.Skizofrenia paranoid

Penderita gangguan ini mengalami delusi dan halusinasi penddengaran. Mereka percaya bahwa ada seorang yang memata-matai serta mendengar suara-suara dari berbagai media untuk menyuruhnya melakukan berbagai hal.

2.Skizofrenia tidak teratur

Gejala yang dialami meliputi perilaku seperti anak kecil, bicara tidak teratur dan perilaku serta pemikiran tidak biasa. Mereka tidak mengurus dirinya sendiri serta bicaranya sulit dimengerti.

3.Skizofrenia katatonik

Ciri dari penderita ini adalah penderitanya akan duduk atau berdiri dalam posisi yang anah selama berjam-jam.

4.Skizofrenia residual

Penderita schizopren jenis ini menunjukan gejala suara yang monoton, wajah kosong, kurangnya kebahagiaan serta tidak mampu melakukan kegiatan  yang direncanakan.

5.Skizofrenia tidak terdiferensiasi

Gejalanya tidak dapat dikategorikan.

Sampai sekarang belum jelas apa sesungguhnya yang menyebabkan penyakit ini. Ada yang berpendapat karena keturunan, kerusakan kelenjar-kelenjar tertentu dari tubuh dan menyerang pada saat seseorang mengalami tekanan yang sangat berat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun