Mohon tunggu...
Fauziyyatul Ulya
Fauziyyatul Ulya Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Lokal Desa

Madrosatul ula

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara semangat dan Lapar Pendamping Lokal Desa @KompasianaDESA

23 Januari 2025   19:25 Diperbarui: 23 Januari 2025   19:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Monev PLD/Sumber: Galeri camera

Rintik-rintik gerimis sepanjang perjalanan, ketika aku tiba di Balai Desa Gambiran, membawa tas berisi dokumen tebal hasil persiapan monev APBDes 2024. Sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD), aku tahu tugasku berat, namun aku selalu berusaha menjalani semuanya dengan sepenuh hati.

Pagi itu,  tim kecamatan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas langsung menuju Desa Gambiran lebih dulu,  lalu lanjut ke Desa Bamban. Sesampai di Desa Gambiran sepintas aku melirik Pendamping Desa (PD), seorang yang baru Agustus kemarin naik jabatan dari hasil promosi. Ia duduk di pojok, memainkan ponselnya. Sepanjang pelaksanaan monev, tidak ada satu patah kata pun darinya soal monev atau desa yang kami kunjungi.

"Mbak PLD, bagaimana progres penggunaan dana desa di Gambiran?" tanya Pak Babinsa, memulai diskusi begitu saya tiba.

Aku segera menjelaskan semua yang perlu diketahui. Dalam hati aku berharap PD yang mendampingiku setidaknya memberi komentar atau masukan, tapi seperti biasa, ia hanya diam.

Monev di Gambiran berjalan cukup lancar, meskipun beberapa hal perlu diklarifikasi. Saat kami tiba di Bamban, waktu sudah menunjukkan pukul stengah satu siang. Perutku mulai keroncongan, tetapi aku tetap mencoba fokus. Lagi-lagi, aku yang lebih banyak berbicara. Tim kecamatan dan Babinsa turut membantu, namun PD sampai selesai bagian singkron data anggaran dan realisasi belum terlihat juga, "mungkin adem-adem PD mu tertidur di masjid" tiba-tiba bendahara desa bergumam.

aku berhenti sejenak untuk jamaah sholat, tak lama aku kembali, aku tak bisa menyembunyikan rasa kesalku, tapi mencoba tetap profesional.

"Pak, ini ada anggaran untuk pelatihan anu yang belum terealisasi. Apa ada kendala?" tanyaku pada Sekdes Bamban.

"Oh, iya, Mbak PLD. Itu karena alat yang kami pesan belum datang. Tapi dananya masih aman," jawabnya sambil tersenyum.

Hingga sore hari, kami akhirnya selesai. Keringat menetes di pelipisku. Perutku sudah mulai berdialog keras, tapi tak ada tanda-tanda kami akan makan. Aku melirik PD yang tetap santai memainkan ponselnya.

Ketika semua selesai dan kami akan menyampaikan hasil monev ke pemerintah desa, aku tak bisa menahan diri.

"Pak PD, bagaimana menurut njenengan hasil monev hari ini?" tanyaku pelan, mencoba tetap sopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun