Indonesia merupakan negara  kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari belasan ribu pulau besar dan kecil.Menurut Wikipedia,jumlah pulau di Indonesia sekitar 17.508 di mana 16.056 pulau telah dibakukan namanya di PBB hingga Juli 2017. Banyaknya pulau di Indonesia memiliki kondisi alam yang berbeda-beda sehingga menyebabkan terciptanya keberagaman budaya. Keberagaman budaya tersebut meliputi,suku,bangsa,bahasa,ras,agama,dan adat-istiadat.
Namun,saat ini terdapat beberapa kebudayaan yang semakin hari semakin menghilang dikarenakan arus globalisasi yang berkembang pesat.Salah satu kebudayaan yang terkena dampaknya adalah bahasa daerah.Seperti yang kita tahu bahasa daerah merupakan salah satu kebudayaan yang sangat kita banggakan sebagai rakyat Indonesia karena berfungsi sebagai pilar utama yang mampu menyatukan masyarakat sekaligus mencerminkan identitas diri.
Dalam Ethnologue: Language of The World (2021) disebutkan bahwa Indonesia memiliki sekitar 742 bahasa atau 10% dari total bahasa di dunia. Saat ini Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara yang paling banyak bahasa daerahnya setelah Papua Nugini. Akan tetapi, pada akhir abad ke-21, sekitar lebih dari setengah bahasa daerah di Indonesia akan punah. Hal ini merujuk pada sebuah penelitian dari Australian National University (ANU) pada tahun 2021 yang menunjukkan bahwa pada akhir abad ke-21, sekitar 1.500 bahasa dunia akan punah. Dengan mengikuti variabel yang dipakai, diperkirakan sekitar 441 bahasa (>50%) di Indonesia akan mengalami kepunahan.
Beberapa alasan yang menjadikan bahasa daerah perlahan mulai mengalami kepunahan adalah :
- Globalisasi
- Adanya globalisasi di Indonesia sebenarnya membawa banyak sekali manfaat untuk masyarakat.Namun,tanpa disadari juga membawa dampak negatif  yang cukup besar,khususnya dampak negatif terhadap kebudayaan tradisional,contohnya bahasa daerah.
- Anggapan Bahasa Daerah itu Kuno
- Saat ini,khususnya di media sosial penggunaan bahasa asing semakin marak digunakan oleh masyarakat Indonesia.Hal itu disebabkan oleh konten yang berasal dari luar negeri banyak bermunculan di media sosial.Sehingga,lama -- kelamaan masyarakat menganggap bahwa penggunaan bahasa daerah adalah hal yang ketinggalan zaman dan bahasa asing adalah hal yang kekinian.Selain itu,masyarakat menganggap orang yang menggunakan bahasa asing lebih pintar daripada orang yang menggunakan bahasa daerah.
- Padahal,sebenarnya menggunakan bahasa asing merupakan hal yang sangat bagus.Akan tetapi, jangan sampai kita menganggap bahwa bahasa daerah lebih rendah kedudukannya daripada bahasa asing. Sebaliknya, kita seharusnya bangga dengan bahasa daerah karena itu menunjukkan identitas bangsa.
- Urbanisasi
- Urbanisasi menyebabkan penutur bahasa daerah di desa tempat masyarakat  berasal semakin sedikit.Dan tidak sedikit masyarakat yang sudah menetap di kota, tidak lagi menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari mereka.Hal itu mengakibatkan anak -- anak mereka tidak mampu berbahasa daerah dan penutur bahasa daerah semakin berkurang.
Tanpa disadari,sebenarnya di beberapa daerah ada beberapa bahasa yang sudah menghilang karena kehilangan penuturnya.Beberapa provinsi dengan jumlah bahasa yang paling banyak mengalami kepunahan adalah Maluku, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan Maluku Utara. Di Provinsi Maluku terdapat 12 bahasa yang mulai punah (Hoti, Hukumina, Hulung, Kamarin, Kayeli, Loun, Moksela, Naka'ela, Nila, Nusa Laut, Serua, dan Te'un), di Papua terdapat 5 bahasa (Awere, Mapia, Onin Pidgin, Saponi, dan Tandia), di Papua Barat terdapat 3 bahasa (Duriankere, Dusner, dan Iha Podgin), di Nusa Tenggara Barat terdapat 1 bahasa (Tambora), di Sulawesi Utara terdapat 1 bahasa (Ponosakan), di Jawa Tengah terdapat 1 bahasa (Javindo), dan di Maluku Utara terdapat 1 bahasa (Ternateno).
            Oleh karena itu,kita sebagai rakyat Indonesia harus lebih menyadari betapa pentingnya bahasa daerah dan tidak lagi menganggap bahasa daerah hal yang remeh.Sebab,jika kita kehilangan bahasa daerah,kita akan kehilangan salah satu identitas bangsa yang sangat dibanggakan.Jadi,Diperlukan partisipasi dari pemerintah dan komunitas etnik bahasa daerah untuk melestarikan bahasa daerah masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H