Mohon tunggu...
Lutfiana Fauziyah
Lutfiana Fauziyah Mohon Tunggu... -

Seorang pelajar yang menantikan saat di mana ia memenuhi mimpinya. Membanggakan pertiwi tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menatap Langit

23 April 2012   01:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini aku mengalaminya lagi, ketika kaki dan tanganku tak lagi mau berkompromi. Padahal ini adalah pagi, dimana aku meginjakkan kaki di gedung penampung kewajibanku di usiaku yang baru akan meginjak 17  tahun ini. Aku tak berkutik menghadapi polah tubuhku yang memang tak sesuai dengan atur otakku. Aku mulai kualahan dengan ketakdigdayaan diriku megatur tubuhku. Tapi sekarang ini mereka memang telah dengan berani melawanku. Aku harus bagaimana ? Di depan seragam yang berjajar di Senin pagi ini. Aku menyeret tumpu tubuhku menuju kotak dengan berpasang meja kursi di hadapku tepat. Tapi entah, itu begitu sulit teraih olehku yang sedari tadi melangkah tersendat. Yah harus menanti dan bersama dua pasag tumpu lagi dari kawanku. Memapahku menuju ruangan kotak yang begitu ku rindukan. Setelah tiba pun aku hanya bisa menumpahkan bulir mataku di atas meja. Melihat dan merasa betapa kaki tumpuku membangkang perintahku. Sebelah ini bergerak tak tentu tanpa perintah. Dan bahkan hingga aku menulis ini kedua jemariku tertelungkup tak berbentuk dan hanya menyisakan ibu jari di tangan kiri dan telunjuk di tangan kanan. Dan mereka berdualah yang telah berkolaborasi menghasilkan tulisan ini.

Seperti apa aku harus  melihat ?

Ketika cinta yang ku terima begitu besar.

Tetapi di saat ini jugalah aku bahkan merasa ingin menyerah.

Lalu  kepada siapa aku akan melabuhkan kepalaku.

Kepada siapa aku bisa menumpahkan bulir mataku.

Rabb, rangkulah aku selalu di pundakmu.

Tegarkan aku dalam menerima cinta-Mu. Kali ini dan seterusnya...

Tegakkan aku dalam memandang langit-Mu.

Kini dan nanti kuatkan hatiku agar tetap di lorong-Mu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun