Mohon tunggu...
Lutfiana Fauziyah
Lutfiana Fauziyah Mohon Tunggu... -

Seorang pelajar yang menantikan saat di mana ia memenuhi mimpinya. Membanggakan pertiwi tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menunggu Dering dari Petugas Piket

24 Februari 2012   02:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang harus ku lakukan. Seperti menunggu yang memang pasti akan datang. Mmm bisa juga tak menyapa ketika listrik enggan menerka. Tiba-tiba saja deru pesawat terdengar begitu dekat menyentak kami yang tengah bergurau memetik nilai angka dalam turunan. Aku tak begitu yakin aku akan menggunakan ini semua dalam menghitung berapa lama lagi aku hidup. Aku pun tak begitu yakin ini akan menentukan siapa aku setelah ini.

Namun yang ku tahu...

Kasih  beliau yang begitu besar menuntunku untuk begitu mencintainya. Mencintainya dengan cara yang aku yakini. Orang lain mungkin melihatku menghiraukannya. Namun satu yang selalu aku pegang teguh bahwa beliau hanya perlu dihormati, dicintai dengan rasa yang tulus. Bukan lagi hanya pandai merangkai angka dalam kertas putih demi membuat beliau bangga tapi lebih kepada sikap kita dalam memandang beliau. Memandang beliau sebagai pahlawan kita.

Aku menganggap beliau bukan sebagai pahlawan yang memberiku kesempatan untuk mengerti akan angka yang ada di dalam whiteboard besar itu. Aku menganggap beliau lebih dari itu. Aku menganggap beliau sebagai jalan bagiku untuk mendapatkan sesuatu yang besar. Sesuatu yang aku yakini akan berharga kelak. Aku menganggap beliau sebagai induk tanaman yang tak akan pernah menggunakan lengannya untuk membuat sang bulir bibit tumbuh dengan cepatnya melainkan beliau akan melihat sang bibit tumbuh dengan sendirinya dan dengan setianya terus menanti tiba di mana bibit itu akan menjadi sosok yang bermakna.

Tiba-tiba saja deru pesawat datang lagi. Aku mengira bahwa tempatku ini kini menjadi lintasan terbang para pilot pemegang setir penuh rasa harap. Rasa harap seperti aku menunggu saat ini tiba. Saat di mana dering itu telah berbunyi. Yah, akhirnya waktu yang ku tunggu tiba. Sebuah waktu yang membuatku luang dalam menulis tanpa tinta. Istirahat sekolah yang menyenangkan. Terimakasih petugas piket telah menderingkan istirahat untukku.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun