Dada dan perut harus diamati bergerak ke anterior dan tulang rusuk posterior dan bawah ke lateral selama menghirup, dengan elevasi dada ke atas minimal dan tidak ada gerakan bahu atau leher. Selama menghembuskan napas, tulang rusuk kembali ke posisi istirahat.
Teknik Melakukan : Fisioterapi meletakkan jari ke-2 dan ke-3 pada ruang interkostal bawah posterior/lateral dan ibu jari pada otot paraspinal di persimpangan torakolumbalis (TL.), jari ke-4 dan ke-5 diletakkan dengan lembut pada dinding perut lateral untuk memantau intensitas kontraksi terhadap perubahan IAP selama siklus pernapasan.
Kesalahan umum yang dapat diamati biasanya:
a. Elevasi kranial tulang rusuk atau elevasi bahu saat inspirasi
b. Kontraksi otot paraspinal
c. Fleksi pada tulang belakang toraks (kifosis saat menghirup) atau pada tulang belakang lumbar
d. Pergerakan superior pada tulang rusuk lateral bawah dengan kurangnya gerakan lateral (pegangan bucket) pada tulang rusuk lateral. Kekurangannya bisa bilateral atau unilateral.
e. pernapasan pasien yang normal dan rileks. Palpasi secara manual ruang interkostal bawah dan otot perut dari belakang dan amati pernapasan yang normal. Dalam kondisi normal, dada tidak bergerak ke atas saat menghirup; sebaliknya, tulang rusuk bawah dan tulang interkostalnya
2. Supine Neck and Trunk Flexion test
Dalam tes fleksi leher terlentang saat pasien mengangkat kepala, diperlukan aktivasi terkoordinasi antara diafragma, fiksator skapula, dan aktivasi terkoordinasi fleksor leher termasuk lapisan dalam (Longus Coli, Longus Capitis, Rectus Capitis anterior, dan lateralis) dan stabilitas TL serta fleksi di tulang belakang leher dan toraks atas. Pasien diminta untuk mengangkat kepala dan melihat jari-jari kakinya.Â