Pernah terlintas dipikiran kami tentang keindahan corak yang terdapat di bangunan tua masjid Demak, dan bagaimana Masjid Demak dibuat agar tampak indah dan elegan. Melihat sebuah bangunan tidak lepas dari padangan kita tentang nilai keindahan nilai didalamnya. Pernahkah terfikirkan oleh sebagian orang bahwa goresan-gooresan indah tersebut, merupakan gambaran dari akulturasi beragam budaya jawa, hindu, budha dan juga islam. Mesjid Agung Demak terletak di kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kec Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid ini merupakan suatu bangunan yang dikategorikan sebagai peninggalan sejarah khususnya peninggalan dari kerajaan Islam Demak. Sebagian orang yang bermukim dijawa, tentu tidak asing dengan bangunan ini, melihat  periodisasi waktunya bangunan Mesjid Demak ini dibangun pada abad ke- 15 M. Raden Patah dibantu juga oleh para Wali Songo berhasil membangun Mesjid Raya Demak yang sampai sekarang ramai dikunjungi dan dikenal sebagai peninggalan bersejarah kerajaan Islam Demak.
Menelusri legenda yang beredar di masyarakat,Mesjid Agung Demal ini yakni oleh masyarakat setempat dulunya sebagai tempat singgah dan juga tempat berkumpulnya para wali atau sering kali disebut Wali songo.Dari cerita rakyat inilah Demak dijuluki sebagai kota para wali hingga saat ini.
Keunikan bangunan terlihat dari perpaduan antar budaya atau yang sering kita sebut sebagai akulturasi budaya membawa  pengaruh yang sangat besar terhadap bentuk dari bagunan masjid ini.Dari akulturasi budaya inilah bangunan mesjid Demak nampak berbeda dengan tempat ibadah muslim lainnya.Pola bangunan yang menggabungkan 4 budaya membuahkan keindahan dari segi arsitekturnya.
Percampuran buadaya ini sekilas terlihat rumit,tetapi dari kombinasi antar budaya yang ada pada banggunan ini tidak menjadi hambatan atau bahkan menghilangkan kri khas 4 budaya tersebut,sebaiknya dengan adanya percampuran budaya ini sebagai bentuk dari sejarah indonesia pada zaman dahulu yang beragam menghasilkam sebuah karya yang indah,dimana banyak sekali aliran kepercayaan yang sudah ada seperti kepercayaan Animisme,Dinamisme,Hindu-buddha.Alhasil bentuk akulturasi ini bisa dicap sebagai saksi sejarah adanya pengaruh Hindu-Buddha dan juga islam di tanah jawa salah satu contohny adalah Mesjid Agung Demak ini yang berada di kota Demak Jawa Tengah
Mengenai Bagaiman keunikan  bentuk bangunan arsitektur bangunan tua(Mesjis Agung Demak).kita akan melihat lebih dalam dimana ada 4 pengaruh kebudayaan yang bisa kita lihat dari arsitektur mesjid agung demak ini yang pertama adanya budaya jawa(bagunan pertama mesjid yang telihat seperti rumah  joblok,dimana rumah joblok ini indentik dengan budaya jawa),yang kedua adanya pengggaruh budaya hindu-buddha( nampak dari bentuk atap tajup rumpang tiga yang ada di bangunan mesjid agung demak),dan yang terakhir adalah adanya pengaruh budaya cina(terdapat hiasan dinding yang mirip piring campak)
Mari melihat secara seksama bagaimana eksterior mesjid tertua di pulau jawa ini bisa dikatakan sederhana namun nyatannya mesjid ini terkesan megah,indah,dan penuh akan makna,selain tempat beribadah mesjid agung demak ini juga pada saat ini di fungsikan sebagai tempat ziara orang-orang muslim di tanah air
Di tulis oleh:Ade Risky Nuradila,Fauziyah Deldi,moh Afgan Rubyansyah,Nadila Hanifah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H