PRESTASI menjadi sebuah ukuran nyata bagi seseorang sebagai indikator dari keberhasilannya. Uniknya setiap individu mempunyai gaya tersendiri dalam bekerja. Keunikan tersebut bisa menjadi kekuatan atau sebaliknya menjadi hal yang dapat melemahkan.
Ada kasus menarik di sebuah perusahaan yang melibatkan 2 orang karyawan, sebut saja si cerdas dan si rajin. Si cerdas ini seorang karyawan yang sangat kompeten bergelar MBA dari luar negeri. Sementara si rajin hanya seorang lulusan SMP.
Namun kedua orang karyawan tersebut selalu mengecewakan managernya. Si cerdas selalu terlambat dalam menyelesaikan pekerjaannya, sementara si rajin selalu salah dalam mengerjakan pekerjaannya. Lantas apa yang terjadi pada keduanya?
Si cerdas yang kompeten memang MAMPU dalam menyelesaikan tugas, namun ia tidak MAU karena kurangnya motivasi sehingga tugasnnya selalu terlambat. Sementara si rajin ia memang MAU namun karena tidak MAMPU akhirnya selalu salah.
MAU saja tidak cukup karena akan membuat hasil pekerjaan tidak optimal. MAMPU saja pun tidak cukup karena akan membuat kita menggampangkan pekerjaan. Maka MAU dan MAMPU harus dikolaborasikan agar hasilnya optimal.
Kedua hal tersebut menjadi penting akhirnya. Oleh karena itu setiap individu harus SADAR DIRI akan kemampuan diri. Jika masih sekedar MAU, tingkatkan kualitas diri agar kompeten sehingga MAMPU. Namun jika sekedar MAMPU, timbulkan motivasi yang kuat agar menjadi MAU.
Kunci dari keduanya adalah KESADARAN DIRI mengenai sejauh mana level diri kita. Saat kita menyadari posisi diri, maka sebaiknya kita mengambil langkah untuk perbaikan agar setiap pencapaian kerja kita maksimal.
Selamat menjadi orang yang SADAR DIRI agar MAU dan MAMPU dalam setiap pekerjaan.
@FauziNoerwenda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H