Pangan merupakan salah satu dari kebutuhan dasar manusia, sandang pangan dan papan. Menurut (Ismet, 2007) pangan berperan penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi suatu negara. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat terjadi jika ketahanan pangan terganggu yang pada akhirnya dapat membahayakan stabilitas nasional.
Beras merupakan salah bahan pangan yang sering mengalami kenaikan harga di musim-musim tertentu, seperti pada hari raya idul fitri dan lebaran. Permintaan beras yang tinggi pada hari raya tidak dibarengi dengan stok yang memadai. Ketersediaan beras langka di pasaran, sehingga mengakibatkan instabilitas atau ketidakstabilan harga.
Ketidakstabilan harga terjadi karena stok beras langka di pasaran. Salah satu penyebab terjadi kelangkaan tersebut adanya pihak yang bermain harga. Prof. Mudrajad Kuncoro mengatakan bahwa banyaknya pemain (spekulan atau pemburu rente) Â yang tersebar, baik pemain besar maupun kecil. Serta faktor musiman, seperti halnya harga yang bergerak naik menjelang lebaran lebaran puasa dan lebaran sebagai puncaknya, adalah (masalah) yang selalu dihadapi (di Indonesia) siapapun presiden nya (Andylala Waluyo, 2015, 1 april 2018).
Sejak 1 september 2017 pemerintah telah memberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diatur berdasarkan zonasi. Tujuan dari HET adalah untuk mensejahterakan petani, masyarakat dan pedagang beras. Dengan adanya HET diharapkan mampu membuat harga beras tidak terlalu rendah sehingga menguntungkan petani. Masyarakat juga diuntungkan dengan harga beras yang dijual di pasaran tidak terlalu tinggi. Namun keuntungan Pedagang akan sedikit berkurang. Menurut  Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, (Pedagang) yang terbiasa dengan margin keuntungan besar harus menyesuaikan diri (dengan HET ini) (Tempo.co, 2017, 1 April 2018).
Solusi agar Pedagang kembali menerima keuntungan yang lebih tinggi adalah dengan adanya stabilisasi harga dari Bulog, sehingga harga beras di pasaran akan selalu stabil. Selain itu Bulog harus mampu mendistribusikan beras hingga merata ke seluruh pelosok tanah air.
Pemerintah mengambil langkah impor. Tahun ini Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan merencenakan untuk melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton dari Thailand dan Vietnam. Mahalnya biaya distribusi menjadi alasan utama impor beras. Menurut Sekjend Kementan Hari Priyono, Transportasi (untuk distribusi) sudah mendukung (di Thailand). Seperti transportasi kereta dan kontainer terus menyambung dan tidak lompat-lompat kapal laut. Selain itu menurutnya, Pengusaha tidak mau jualan karena ongkos angkut beras yang mahal, (hal itu dilatarbelakangi dengan) Â Indonesia (sebagai) negara kepulauan (Moh. Kadafi, 2018, 1 April 2018).
Pada dasarnya kelangkaan beras terletak pada distribusi yang sulit karena status geografis Indonesia sebagai Negara maritim yang dipisahkan oleh laut. Tol laut merupakan transportasi laut dengan sistem logistik kelautan. Tujuannya adalah sebagai penghubung berbagai Pelabuhan antar pulau-pulau seluruh Indonesia, serta menjembatani selisih harga yang cukup tinggi antara Indonesia barat dan timur. Selain itu Presiden Jokowi mengharapkan tol laut juga bisa memfasilitasi para pelaku UMKM di timur Indonesia untuk memasarkan produknya ke wilayah barat. Sehingga kapal yang tadinya mengirim bahan pangan dari barat ke timur, bisa terisi lagi saat kembali ke barat (Fadhly Fauzi Rachman, 2017, 1 April 2018).
Menurut Dirjen Perhubungan Perhubungan Laut, Agus Purnomo mengatakan Pada tahun 2018 Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 447 miliar. Angka tersebut lebih tinggi 33% dibandingkan anggaran subsidi tahun lalu yang hanya sekitar Rp 335 miliar (Selfie Miftahul Jannah, 2018, 1 April 2018). Dengan adanya subsidi diharapkan memeperlancar distribusi kebutuhan-kebutuhan bahan pokok, terutama pangan, sehingga harga bahan pokok stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H