Mohon tunggu...
Fauzi Miftakh
Fauzi Miftakh Mohon Tunggu... -

Seorang aktivis dan pengajar muda, ambisius, bersemangat, never surrender.. always think globally act locally.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Setahun yang lalu di Jerman: Ilmenau, kota kecil sejuta kisah.

2 Juni 2012   08:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:29 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah Part II dalam tur perjalanan “keliling dunia” walaupun hanya beberapa negara saja yang pernah saya kunjungi. Setelah Azerbaijan dan Italia saya kupas dalam edisi sebelumnya, (http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/05/26/flashback-stories-of-2011-the-incredible-trip-to-6-countries/) , maka part II ini akan mengukir cerita di salah satu negara besar di Eropa yaitu Jerman. Kurang lebih satu tahun yang lalu tepatnya tanggal 14 Mei 2011 saya menginjakan kaki untuk pertamakali nya di Jerman. Sedikit informasi, bahwa perjalanan ke Jerman merupakan lanjutan perjalanan sebelumnya yaitu Italia, karena kedua negara cukup dekat dan hanya terhalang oleh Austria sehingga perjalanan dengan pesawat hanya ditempuh selama 2 jam saja. Untuk mendengarkan kronologis perjalanan secara lebih rinci mari kita lanjutkan ke dalam sesi inti part II ini, selamat membaca dan berpetualang!!

PART II All ISWI Participants Saya berani bertaruh, Jerman adalah tujuan negara paling berkesan dari semua negara yang pernah saya kunjungi. Banyak pengalaman dan cerita menarik selama 2 minggu saya berada disana. Alasannya beragam, seperti perjalanan ala “backpakeran” seorang diri juga bersama teman, kunjungan ke beberapa kota besar dan bersejarah dan tentu saja event ISWI sendiri atau International Students Week in Ilmenau, yaitu salah satu konferensi atau festival mahasiswa terbesar di Eropa yang dilaksanakan dua tahun sekali. Yang membedakan ISWI dengan konferensi yang saya ikuti sebelum dan sesudahnya adalah ISWI mengadopsi sistem semi formal dalam kegiatannya serta mempunyai beragam aktivitas setiap harinya sehingga membuat peserta terhibur namun tetap tidak menghilangkan esensi kegiatan yaitu pemahaman dan toleransi antar budaya. Hal lain yang saya kagumi juga adalah event yang diikuti oleh 350 peserta dari berbagai negera itu, dibentuk dan dilaksanakan murni oleh mahasiswa belasan Universitas Teknik Ilmenau yang bekerja keras siang dan malam serta dibantu oleh puluhan volunteers yang juga mahasiswa universitas tersebut. Peserta sendiri tidak dikenakan biaya apapun baik untuk registrasi, penginapan, makan dll. Bahkan apabila masih ada kesempatan saya ingin mengikuti ISWI lagi di tahun 2013 karena event tersebut sangat berkesan dan membuat peserta ketagihan. Saya sarankan bagi para mahasiswa untuk mendaftar di tahun 2013 nanti dan rasakan kemeriahan nya! ISWI: Ilmenau dan sebuah pertemuan beda budaya Singkat cerita setelah terbang dari Milan Italia dengan menempuh perjalanan selama 2 jam dengan pesawat Easy Jet, akhirnya saya sampai juga di Berlin Jerman tepatnya di bandara Berlin Schonefeld pada pukul 16.00 waktu setempat. Perjalanan saya tidak sampai disitu karena harus melanjutkan ke lokasi kegiatan ISWI di kota Ilmenau, suatu kota kecil dari negara bagian Thuringen atau Thuringia yang mempunyai beberapa kota kecil yang memiliki nilai sejarah yang sangat kental serta keindahan alam yang sangat memukau seperti Erfurt, Weimar, Eisenach dan termasuk Ilmenau. Perjalanan menuju Ilmenau dapat ditempuh dengan kereta cepat Bahn. Bahn yang dalam bahasa jerman berarti kereta merupakan alat transportasi utama bagi warga untuk menghubungkan satu kota dengan kota lain, bahkan negara lain di Eropa. Saya memang sempat berbincang mengenai ketentuan pembelian tiket Bahn dengan teman-teman peserta ISWI lain melalui group di Facebook. Salah satu keuntungan nya adalah bila akhir pecan bisa dapat diskon tiket apabila berjumlah 5 orang. Tiket bisa di dapat dari harga 60 euro menjadi 10 euro saja per orang nya! Namun saying nya saya tidak bisa menikmati tiket murah tersebut karena saya hanya seorang diri ketika memesan tiket ke Ilmenau.

Bandara Berlin Schonefeld
Stasiun Leipzig Sebenarnya rute Berlin-Ilmenau tersedia pada waktu itu, namun karena kecerobohan dan keterlambatan saya, saya tidak bisa mendapat tiket tersebut sehingga harus mencari alternative rute lain. Akhirnya dengan susah payah saya mengotak-atik mesin pembelian tiket, saya mendapat tiket menuju Leipzig dan dilanjutkan menuju Erfurt, dan terakhir Ilmenau. Perjalanan menuju Leipzig ditempuh selama 4 jam dengan kereta cepat yang sangat nyaman dan kemudian saya harus menuggu kereta selanjutnya menuju Erfurt selama 1 jam di Leipzig. Setelah kereta tiba saya melanjutkan ke Erfurt selama 2 jam, namun naas kereta mejunu Ilmenau sudah tidak beroperasi lagi karena waktu sudah menunjukan pikul 00.00 yang artinya tidak ada kereta lagi. Tapi untungnya Pak masinis bertanggung jawab pada penumpang nya dengan mengantarkan saya dan 2 penumpang lain ke Ilmenau dengan menggunakan taksi. Dan saya pun sampai di Ilemanu pada pukul 01.00 pagi dan langsung dijemput panitia di stasiun.
Bersama Christoph (Tengah) dan Tobias Pada malam itu juga saya langsung dipertemukan dengan host saya, Christoph Schapler, suatu nama yang cukup sulit untuk dieja oleh orang Indonesia. Selama mengikuti kegiatan ISWI saya akan tinggal bersama dia di flat nya, begitupun peserta lain, setiap peserta memiliki satu host nya masing-masing. Para host-host tersebut adalah mahasiswa Universitas Teknik Ilmenau yang tinggal disekitar kampus dan memang mendaftarkan diri untuk menjadi host bagi peserta ISWI, dan mereka dibekali uang saku oleh peserta untuk memenuhi kebutuhan peserta selama tinggal disana. Bagi saya, Christoph adalah seorang pemuda yang baik untuk ukuran pemuda Eropa yang identik dengan urak-urakan. Dia masih semester 4 mahasiswa jurusan teknik, 2 tahun lebih muda dari saya namun tampak seperti dewasa, tampan, tinggi dan gagah. Dia juga sangat sopan dan toleran pada saya yang berbeda agama. Ketika pertama kali bertemu kami banyak bercerita sampai larut malam bahkan mungkin pagi padahal besok pagi nya saya harus menghadiri sesi international brunch di pusat kota Ilemanu.

Sudut-sudut kota Ilmenu

Kota Ilmenau sendiri adalah suatu kota kecil di kawasan Thuringia. Kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan bukit dan hutan yang tampak sangat indah dari kejauhan dengan warna hijau yang dominan. Sebagian besar penduduknya adalah mahasiswa sekitar 6200 jiwa kuliah di Universitas Teknik Ilmenau yang tinggal di flat-flat yang disediakan oleh pihak universitas. Keindahan alam yang dipadukan dengan unsur teknologi modern menjadikan Ilemanu tempat yang strategis untuk disinggahi. Maka dari itu Universitas Teknik Ilmenau pun menjadi salah satu universitas teknik terbaik di Jerman dimana banyak mahasiswa dari berbagai kota di jerman bajkan luar negeri yang berminat kuliah disana. Daya tarik lainnya adalah peninggalan dan tempat-tempat Goethe yang bersejarah. Seperti yang diketahui bahwa Goethe yang bernama lengkap Johann Wolfgang von Goethe merupakan salah satu tokoh terpenting di dunia sastra Jerman dan Eropa di abad 18 dan 19. Karya- karya nya telah menjadi inspirasi bagi sastrawan di dunia baik di bidang music, drama dan puisi.

Smiilleeee!!!! :)

Kembali pada ISWI yang diselenggrakan di kota tempat Goethe mencari inspirasi selama hidupnya tersebut. Pada tanggal 15 Mei 2011 adalah hari dimana pegelaran international brunch atau festival budaya sebagai salah satu rangkaian kegiatan ISWI dilaksanakan. Dalam kegiatan itu seluruh peserta ISWI yang berjumlah hampir 350 mahasiswa dari sekitar 50 negara di seluruh dunia menampilkan kebudayaan negara nya masing masing seperti pakaian, tarian, makanan, alat music bahkan mainan. Indonsia sendiri sebagai negara dengan jumlah peserta terbanyak menampilkan beberapa tarian seperti tari merak, tari saman, tari zapin batin kemuning dan poco-poco serta diiringi lagu-lagu daerah dari Sunda, Betawi, Batak dan lain-lain. Delegasi Indonesia juga menggunakan pakaian dari adat masing-masing seperti Jawa Barat, Riau, Medan, Kalimantan Tengah, Bali, Jakarta (Betawi), Jawa Timur, Jawa Tengah, serta batik sebagai pakaian resmi negara Indonesia. Dan tak lupa berbagai jenis makanan dan pernak-pernik khas Indonesiakita sajikan dalam pameran tersebut seperti Pisang sale, Keripik Tempe, Dodol, Manisan Kelapa, Makaroni rujak, gurilem, sambal, gantungan kunci, mainan,miniatur angklung, kalender, buku-buku, magnet, yang semuanya mempuyai khas Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun