Kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman sore tadi. Menjelang adzan maghrib saya baru saja selesai rapat bersama teman-teman penitia Ta’aruf Qurani (perekrutan anggota baru bagi penghafal alquran). Ketika hendak keluar pintu ternyata ada seorang mahasiswa yang mencegat saya dan mengaku belum registrasi padahal pembayaran terahir sudah sehari sebelumnya. saya mengatakan bahwa pembayaran registrasi telah di tutup dan dan saat ini tinggal pengelompokan peserta. Sontak saja perkataan saya ini membuat dia terkejut dan terdiam.
Ketika beberapa saat saya mencoba untuk menanyakan kenapa bisa telat? Dari kemarin kemana saja? Dia menjawab dari kemarin masih belum punya biaya untuk bayar registrasi dan mau pinjam ke teman-teman sungkan karena dia tidak mau merepotkan orang lain.
Namun ada yang menarik ketika saya menanyakan kepada dia, bagaimana jika tetap tidak bisa masuk menjadi anggota? Si mahasiswa ini tetap meminta untuk diberi kesempatan untuk tetap diterima menjadi anggota, “ saya kemarin tidak punya uang untuk bayar, uang saya hanya cukup untuk ongkos pulang kak., tolong bantu saya kak, saya ingin sekali bisa membaca alquran, menghafal dan memahami” dengan nada sangat lirih. “kalau saya tidak diterima saya bisa stress kak” sontak saya menanyakan kenapa bisa sampai stress?? “ngge.. karena saya berkeinginan sebelum lulus S1 bisa mempelajari alquran menebus dosa-dosa sebelumnya, saya tidak pernah mengaji” “ketika saya melihat informasi bahwa di kampus ini ada wadah bagi mahasiswa yang ingin mempelajari alquran saya sungguh senang”
Stress dalam psikologi biasa disebut dengan suatu ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Dengan kejadian di atas saya sangat bangga dan terharu kepada mahasiswa ini. dia masih mempunyai keinginan yang tinggi untuk mempelajari alquran, meskipun dalam kondisi lingkungan yang sangat padat di kampus ini. kalau sudah seperti ini apa masih ada alasan untuk tidak menerimanya…???
Wallahu a’lam..!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H