Mohon tunggu...
fauzil adhim
fauzil adhim Mohon Tunggu... -

fighting!!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ayah... Aku bukan Malin Kundang..!!

9 Desember 2014   14:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika imtihan telah tiba (libur pondok) perasaan senang ini tidak bisa di sembunyikan lagi. pengen rasanya cepat-cepat sampai kampung halaman. Untuk itu saya langsung menuju ke rumah dengan mengendarahi bus antar kota. Bondowoso adalah tempat tujuan saya. Saat naik bus itu saya mencari kursi yang kosong. Naik dari pintu belakang bus hingga no 2 dari depan ternyata saya baru menemukan 1 kursi kosong di sebelah kanan. Di kursi itu saya duduk sambil berkata “tak langkong”. Ternyata 2 orang kakek paruh baya duduk di kursi itu. 2 Kakek tersebut merespons dengan senyuman.

Sesekali saya mendengarkan apa yang mereka bicarakan, namun masalahnya apa yang mereka bicarakan saya tidak ngerti. Bagaimana tidak, apa yang mereka omongkan memakai bahasa jawa alus. Untuk itu saya mencoba bertanya “kakek dari mana??”. Tapi si kakek ini malah cerita pannnjangg sekali memakai jawa alus itu. Waduch ngomong opo iki?? dalam hati. Karena itu saya hanya jawab “nggeh mbah”, hmmmmmn mbah ini malah cerita terus g tahu apa “ana lam afham battah” alias gak paham blas.

Ternyata mbah ini menceritakan tentang anaknya yang sedang sakit. Akan tetapi mbah ini merasakan ada yang aneh dengan penyakit anaknya tersebut.Setiap pagi mbah selalu menangis dengan menatap wajah sang anak. Sang anak selalu hanya menjawab “kamu siapa?” seketika mbah ini menangis dan menangis. Bagaimana tidak, anak satu-satunya,di besarkan dengan penuh kasih dan sayang tiba-tiba lupa kepada orang tua yang telahmembesarkannya.

Kisah ini mengingatkanku tentang cerita malin kundang. Yaitu Seorang anak durhaka yang tidak mau mengakui ibu ibu kandungnya lantaran malu dengan kondisi ibunya tersebut. Tapi yang dialami oleh kakak ini beda, sang anak bukan mau melupakan orang tuanya melainkan kondisinya yang menyebabkan lupa akan hal-hal di sekitarnya. Iiiiihh ngeri banget yah!!!

Gangguan ini dalam ilmu psikologi biasa disebut dangan Demensia yaitu kerusakan kognitif yang terjadi terus-menerus / degenerative terurama pada fungsi memori dan kemampuann mempelajari informasi baru, kemampuan komunikasi, mengambil keputusan dan koordinasi motoric. Gangguan ini kira-kira terjadi hingga 1 – 10 tahun dan penyakit ini masiih belum ditemukan obatnya.

Tak berapa lama kondiktur bus menghampiri langsung saya bayar Rp.8000 sambil berkata terminal Situbondo Pak. Kakek yang tadi berbincang bersama saya sekarang pindah haluan kepada kakek di sebelahnya.merekapun berbincang tentang penyakit yang ddi derita anaknya tersebut.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah ternyata bus yang saya kendarahi telah sampai di terminal. Saya langsung pamit kepada ke dua kakek tersebut dengan bersalaman. Sebelum saya pergi kakek itu masih berkata kepada saya. Menurut saya kata-kata itu pesan positif.

Hmmmmmmn ternyata seperti itu rasanya duduk satu kursi bersama beda usia. Boringg bangets sich… tapi ini menjadi pembelajaran bagi saya bagaimana cara sang kakek mengatasi masalah dengan ketabahan dan kita sebagai pemuda harusnya selalu bersikap positif terhadap masalah-masalah yang selalu mengampiri. Karena setiap penyakit pasti ada obatnya dan setiap masalah pasti ada solusinya.

Ini adalahpengalamanKu bagaimana pengalamanMu???

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun